Selasa, 30 Maret 2010

makalah sosial sebagai efek perubahan(kasus lingkungan hidup)dan upaya pemecahannya

MASALAH SOSIAL SEBAGAI EFEK PERUBAHAN
(KASUS LINGKUNGAN HIDUP)
Dan UPAYA PEMECAHANYA








NAMA: REINHARD ARNOLD P.S
KELAS: 1EB18
NPM : 21209767


Mata Kuliah : Sosiologi dan Politik
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Masalah Sosial Sebagai Efek Perubahan(Kasus Lingkungan Hidup)dan Upaya Pemecahannya
Kelas : 1 EB 18

Dateline Tugas : 03 April 2010
Tanggal Penyerahan Tugas : 03 April 2010



PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.


Penyusun



NPM
Nama Lengkap
Tanda Tangan

21209767
Reinhard Arnold



Program Sarjana Akuntansi

UNIVERSITAS GUNADARMA

Tahun 2010

Kata Pengantar

Puji Dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Dan karunia yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang masalah sosial sebagai efek perubahan (kasus lingkungan hidup)Dan upaya pemecahannya. Makalah ini berisi tentang bagaimana kasus pencemaran lingkungan dan upaya pemecahannya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Burhan, selaku dosen pembimbing Sosiologi Dan Politik yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat makalah tentang Kasus Pencemaran lingkungan dan Upaya Pemecahannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman Dan para dosen.
Demikian makalah ini dibuat,atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Bekasi,02 April 2010


Penyusun










Daftar isi

Halaman Judul
Surat Pernyataan ………………………………………………………………...2
Kata Pengantar ……………………………………………………………………3 Daftar isi …………………………………………………………………………. 4
Bab 1 Pendahuluan …………………………………………………………...5 Bab 2 Pembahasan ……………………………………………………………6
A.Intensitas Dan Kompleksitas Masalah ……………………………… 6-7 B.Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 8-9
C.Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat ……………………….10 c1.Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif…………………..10
c2.Pemanfaatan Modal Sosial ………………………………………...10 c3.Pemanfaatan Institusi Sosial………………………………………..11
a.Organisasi Masyarakat…………………………………………….11 b.Organisasi Swasta…………………………………………………11
c.Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial………………....12 d.Kerjasama Dan Jaringan…………………………………………...12
D.Upaya Penanganan Masalah………………………………………..13
Bab 3 Kesimpulan…………………………………………………………….14
Daftar Pustaka……………………………………………………………………15
Penutup…………………………………………………………………………...16


Pendahuluan

Masalah sosial yang akan dibicarakan dalam bagian ini adalah kondisi yang yang terjadi setelah berlangsungnya suatu aktivitas perubahan terutama perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Efek sampingan yang terjadi dapat bersumber dari dimensi sosial maupun fisik.yang berasal dari dimensi sosial misalnya memudarnya nilai-nilai sosial masyarakat,merosotnya kekuatan mengikat berbagai norma-norma sosial sehingga menimbulkan bentuk perilaku menyimpang serta ketergantungan masyarakat terhadap pihak lain sebagai akibat sistem intevensi pembangunan yang kurang proporsional.
Dalam dimensinya yang bersifat fisik,efek sampingan dari proses pembangunan antara lain berupa masalah yang berkaitan dengan pencemaran Dan klestarian lingkungan
Walaupun demikian,dalam kenyataannya keluasan Dan intensitas perubahan lingkungan tersebut,dikenal adanya efek sampingan dari proses pembangunan yang dapat bersifat positif Dan negatif.didasarkan pada pertimbangan bahwa masalah ini menyangkut dimensi waktu tidak saja saat ini akan tetapi juga masa mendatang,disamping juga menyangkut dimensi ruang tidak saja lokal akan tetapi nasional bukan global









A. Intensitas Dan Kompleksitas Masalah

Suatu ekosistem pada dasarnya adalah komunitas biota yang berinteraksi dengan lingkungan fisiknya seperti matahari,air,tanah Dan batuan.Dengan demikian,pertambahan populasi manusia termasuk perubahan bagi perubahan jenis perilakunya akan dapat memengaruhi keseimbangan yang ada.Oleh sebab itu Eitzen,mengemukakan adanya beberapa faktor dari kekuatan sosial atau manusia Dan perilakunya yang berpengaruh terhadap hadirnya masalah pencemaran Dan kelestarian lingkungan.4 faktor tersebut adalah:
1) Pertumbuhan penduduk yang pesat Dan mengakibatkan meningkatnya permintaan makanan,energi Dan beberapa produk yang lain
2) Konsentrasi penduduk di daerah perkotaan menyebabkan berbagai limbah yang harus diserap oleh ekosistem Dan lingkungan
3) Proses pembangunan Dan modernisasi yang meningkatkan penggunaan teknologi modern Dan pola konsumsi
Salim mengemukan, melalui beberapa dampak lingkungan dari pendekatan pembangunan yang menggunakan pandangan aliran klasik Dan neoklasik.Diantaranya sebagai berikut.pertama,mekanisme pasar bekerja tanpa pertimbangan lingkungan hidup.kedua,tumbuh-tumbuhan,binatang,zat Dan benda mati yang tidak atau belum diketahui manfaatnya saat ini akan luput pula dari perhitungan ekonomi pembangunan,sehingga kemusnahanya tidak dirasakan sebagai kerugian.ketiga,setiap sumber alam diolah tanpa keharusan memperbaruinya kembali walaupun termasuk jenis renewable resources.keempat,berbagai bentuk sampah,kotoran Dan limbah sebagai hasil kegiatan industri tidak masuk biaya perusahaan,demikian juga beban yang diderita pihak lain sebagai akibatnya.


Berbicara tentang masalah kelestarian lingkungan,pada tingkat global,tidak dapat dikesampingakan aktivitas dari beberapa orang yang tergabung dalam kelompok Roma.Mereka termasuk orang-orang yang memperhatikan masa depan kondisi lingkungan Dan daya dukung alam sejalan dengan kecenderungan eksploitasi Dan pendayagunaan yang dilakukan sampai saat ini.
Pada dasarnya masalah pencemaran memberikan dampak pada spektrum yang luas,Eitzen membedakan berbagai bentuk pencemaran antara lain:
1) Pencemaran udara yang dapat berasal pada asap mobil,asap pabrik,asap pembakaran minyak,asap pembakaran sampah
2) Pencemaran air yang berasal dari pembuangan limbah industri ke sungai,danau,laut atau limbah berbagai jenis pestisida Dan pupuk yang digunakan petani
3) Pencemaran kimiawi berupa produksi bahan-bahan sintetis yang digunakan sebagai bahan detergen,pupuk,pestisida,plastik,pakaian
4) Limbah padat yang berupa sampah buangan kegiatan individu atau bisnis tertentu
5) Polusi panas berupa penigkatan temperatur air Dan panas atmosfir yang disebabkan oleh manusia
Masalah pencemaran Dan kelestarian lingkungan sudah dianggap sebagai masalah dunia tampak dari adanya PBB yang bergerak dibidang pelestarian lingkungan(UNEP),hendak untuk meninjau kembali tata internasional yang berisi pola hubungan antar bangsa mengenai masalah lingkungan hidup.
Demikian juga penyebab masalahnya juga dapat berasal dari keseluruhan lapisan tersebut.bahkan dilihat dari proses produksi,penyandang masalah Dan penyebab dapat terjadi berasal dari produsen maupun konsumen.



B. Latar Belakang Masalah

Dalam pembahasan tentang masalah sosial yang lain,pemahaman tentang latar belakang Dan sumber masalah ini akan banyak membantu dalam upaya penanganan masalah.Sehubungan dengan sumber masalah pencemaran Dan kelestarian lingkungan,Eitzen mengemukakan adanya dua hal pokok yaitu faktor kultural meliputi pandangan manusia tentang alam, sikap terhadap teknologi,perkembangan peradaban manusia,paham materialisme Dan paham individualisme.Sedangkan faktor struktural meliputi sistem ekonomi, sistem politik, pola kedudukan Dan stratifikasi sosial.Untuk indonesia Salim mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi yaitu jumlah, kualitas Dan lokasi penduduk, teknologi yang di pakai, sifat sumber alam(dapat diperbarui atau tidak)Dan pola hidup yang mengonsumsi sumber alam.
Demikian pula halnya dengan dorongan untuk pengendalian bagi usaha eksploitasi Dan pemanfaatan alam secara semena-mena.
Sikap manusia terhadap teknologi memengaruhi intensitas serta keluasan masalah pencemaran Dan kelestarian lingkungan melalui cara bagaimana mausia berhubungan dengan alam.Paling ada 3 bentuk hubungan tersebut yaitu:
1. manusia melihat alam sebagai kekuatan besar yang dapat mengendaliakan kehidupan manusia,oleh karenanya manusia tunduk kepadanya.
2. melihat hubungan dalam keseimbangan,manusia membutuhkan alam Dan alam membutuhkan manusia
3. manusia dengan segala kemampunnya berusaha mengusai alam
Melihat ketiga bentuk hubungan tadi,maka faktor teknologi akan sangat berpengaruh dalam pola hubungan yang ketiga.Dalam pola ini teknologi merupakan sarana yang dapat digunakan manusia untuk mengusai alam.bahkan dalam kondisi yang lebih ekstrim,teknologi bukan lagi dianggap sebagai alat atau sarana melainkan tujuan.Dalam keadaan ini dapat terjadi manusia mendewakan teknologi.Teknologi merupakan kekuatan sangat besar Dan perkasa yang membuat manusia memperlakukan alam sesuai kehendaknya dalam rangka memenuhi tujuan Dan kepentingannya.
Paham materialisme berkaitan dengan masalah pencemaran Dan kelestarian lingkungan oleh karena paham ini menempatkan aspek materi sebagai simbol sukses seseorang.barangkali tidak akan terlalu besar apabila kecenderungan tersebut diikuti dengan tanggung jawab baik konsumen maupun produsen terhadap kelestarian lingkungan.
Paham individualisme juga ditunjuk sebagai salah satu sumber masalah dari sudut kultural,karena paham ini sangat kuat mendorong berkembangnya personal achievement.Kerja keras Dan kreativitas serta merupakan kunci sukses individu.
Sumber masalah yang tak kalah pentingny adalah pola kependudukan.jumlah penduduk yang besar mengkibatkan Dan dibandingkan dengan daya dukung lingkungan akan mengakibatkan banyak masalah.Penduduk yang semakin bertambah memerlukan persediaan tambahan makanan,pakaian,perumahan,lokasi pekerjaan,lokasi pendidikan Dan kebutuhan yang lain.Dengan demikian berarti semakin banyak lahan yang dipakai semakin banyak sumber daya alam yang diolah.







C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat

Dilihat dari pendekatan pembangunan,maka penanganan masalah pencemaran Dan kelestarian lingkungan dapat dilakukan dengan mengintegrasikan upaya tersebut kedalam aktivitas pembangunan yang sedang berjalan.Dari harapan dicapainya peningkatan kualitas hidup melalui pendayagunaan sumber alam yang dapat dinikmati dalam jangka panjang.maka kemudian dikenal Dan dikembangkan konsep pembangunan.

C1. Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif
Dengan perbaikan mekanisme dalam sistem sosialnya akan menghasilkan output yang lebih sesuai harapan Dan bukan lagi kondisi masalah sosial.Menggunakan pola pikir pemahaman Dan indentifikasi tentang kondisi masalah sosial yang terjadi.Masyarakat diharapkan berperilaku sesuai dengan nilai Dan norma,bentuk kontrol ini berfungsi untuk membangun keberaturan dalam sistem sosialnya.Melalui upaya develomental Dan strategi pembangunan berbasis masyarakat.

C2. Pemanfaatan Modal Sosial
Dalam realitas kehidupan,pemanfaatan modal sosial guna penanganan masalah sosial oleh masyarakat dilihat dari beberapa bentuk.Di antaranya yang banyak dijumpai adalah dalam bentuk tindakan bersama untuk meningkatkan kualitas hidup,pemberian jaminan sosial kepada warga masyarakat Dan meminilisasi serta penyelesaian konflik sosial. Perhatian negara perlu ditingkatkan karena dapat memberikan prioritas terhadap bentuk pelayanan sosial secara optimal Dan dapat memberikan jaminan kesejahteraan terutama bagi masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.

C3. Pemanfaatan Institusi Sosial
Dibutuhkan suatu upaya yang dapat mengoptimalkan peranan dari berbagai organisasi sosial yang ada serta tindakan kolektif yang dapat mengubah berbagi energi Dan potensi usaha kesejahteraan sosial yang masih laten menjadi manifes,sehingga akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pemecahan masalah-masalah sosial.Melalui berbagai upaya tersebut maka kontribusi masyarakat dalam penanganan masalah sosial dapat dioptimalakan.

a. Organisasi Masyarakat
Organisasi melakukan usaha kesejahteraan sosial yang berasal dari masyarakat ini dibedakan menjadi 3:institusi masyarakat lokal,organisasi yang bergerak atas dasar motivasi filantropi Dan lembaga swadaya masyarakat.Ketiganya ini merupakan organisasi non pemerintah karena tumbuh dari dalam Dan atas dasar prakarsa masyarakat sendiri.walaupun demikian tidak dapat diingkari LSM menjadi semakin birokratis justru telah berkembang menjadi lebih besar.

b. Organisasi Swasta
Apabila dikaitkan dengan usaha kesejahteraan sosial,maka juga ditemukan organisasi swasta yang melakukan kegiatan atau usaha pelayanan sosial dalam orientasi profit.Kebijakan persuasif dapat di lakukan dengan mendorong gerakan filantropi untuk lebih memberikan iklim yang kondusif dalam masyarakat agar dapat memiliki saling kepedulian terhadap sesama.Melalui gerakan sosial seperti ini diharapkan kepedulian sosial Dan tanggung jawab sosial merupakan bagian dari nilai yang semakin terisolisasi Dan terinternalisasi dalam masyarakat.



c. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial
Untuk mendorong ke arah kondisi tersebut pemerintah dengan otoritas Dan sumber daya yang dimiliki dapat memfasilitasi berbagai kampanye Dan gerakan dalam masyarakat yang mengarah pada orientasi nilai tersebut.Berbagai otoritas,sumber daya Dan jaringan informasi yang terkait dengan usaha kesejahteraan masyarakat,juga dapat memfasilitasi agar organisasi filantropi yang ada dapat menjadi jembatan bagi bertemunya pihak yang memberi bantuan dengan penyandang masalah sosial yang membutuhkan bantuan.

d. Kerja Sama dan Jaringan
Keberadaan semacam forum komunikasi cukup relevan dalam rangka membangun komitmen bersama,pertukaran informasi,Dan melihat kemungkinan hubungan yang sinergis Dan saling mengisi.Kesemuanya itu dapat dibangun melalui intensitas komunikasi Dan pengalaman dalam bekerjasama.Dalam hal ini kedudukan pemerintah terhadap organisasi masyarakat Dan swasta dapat sebagai fasilitator atau dapat pula sebagai mitra.











D. Upaya Penanganan Masalah

Berdasarkan beberapa sumber masalah yang telah di identifikasinya,Eitzen menawarkan tiga alternatif untuk menangani masalah pencemaran Dan kelestarian lingkungan.ketiga alternatif tersebut adalah:
1) Reduksi secara sukarela melalui mekanisme pasar
2) Sistem hukum yang berfungsi sebagai pengendalian
3) Menerangi langsung terhadap pencemaran
Alternatif pertama, membiarkan terjadinya mekanisme permintaan Dan penawaran.apabila sumber alam semakin terbatas,maka suplai barang akan kurang sehingga harga akan naik.Terbatasnya konsumsi akan berdampak melemahnya dorongan untuk meningkatkan produksi.
Alternatif kedua, merupakan penanganan masalah yang cenderung represif.Pemerintah juga menggunakan premis bahwa pencemaran lingkungan merupakan kejahatan masyarakat yang tidak dapat di toleransi.pendekatan ini menggunakan hukum yang bersifat komprehensif yang mengatur hukuman Dan sanksi bagi pelanggar ketentuan pelestarian lingkungan.
Alternatif ketiga, dilaksanakan dengan jalan melakukan perencanaan untuk mencegah pencemaran Dan menjalankan konservasi.Perencanaan tersebut didasarkan data Dan informasi yang benar Dan akurat di sekitar berapa banyak limbah dikawasan tertentu,dapat didaur ulang.Dengan demikian dalam pembangunan ada keseimbangan antara eksploitasi Dan konservasi sumber alam.





Kesimpulan

Dalam hal ini berbagai bentuk intervensi dari luar masyarakat baik dari lembaga pemerintah maupun non pemerintah,semestinya lebih berfungsi untuk mengembangkan kreativitas Dan aktivitas masyarakat yang selanjutnya dapat berkemabang secara mandiri.Intervensi berupa berbagai bentuk bantuan materi Dan pelayanan.Prosesnya diusahakan agar terjadi sinergi antara intervensi yang merupakan bentuk sumber daya eksternal dengan potensi Dan swadaya masyarakat sebagai bentuk sumber daya internal.Apabila hubungan sinergis dapat diwujudkan maka yang tumbuh kemudian adalah siklus kemandirian bukan ketergantungan terhadap bantuan eksternal.Orientasi berpikir jangka panjang membawa konsekuensi bahwa upaya peningkatan taraf hidup bukan hanya kepentingan generasi sekarang melainkan juga memperhatikan generasi yang akan datang.
Analisis Dan pembahasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai faktor yang harus diperhatikan apabila kita akan memasukkan Dan mengintegrasiakan isu lingkungan hidup ke dalam perencanaan Dan pelaksanaan pembangunan.










Daftar Pustaka

Sri,Wahyuni Niniek,2004.Manusia Dan Masyarakat.Jakarta:Ganeca Exact.

Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang.






















KATA PENUTUP

Demikianlah makalah dari saya tentang masalah sosial sebagai efek perubahan (kasus lingkungan hidup) Dan upaya pemecahannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan dosen.
Saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat yang tidak disengaja dalam pembuatan makalah ini.

Kritik dan saran sangat saya harapkan dari semua pihak. Atas perhatian dari semua pihak, saya mengucapkan terima kasih.

sospol (Perubahan sosial)

7. Perubahan Sosial

1. Pengertian perubahan sosial menurut para sosiolog
a) Kingsley Davis:Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur Dan fungsi masyarakat
b) Mac Iver:Bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial
c) Gillin Dan Gillin:Perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima
d) Selo Soemardjan:Segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
Kesimpulan: Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat,ataupun karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan,karena berubahnya komposisi penduduk,keadaan geografis,serta berubahnya sistem hubungan sosial,maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.

2. Bentuk Perubahan Sosial

A. Perubahan yang cepat Dan Perubahan yang lambat
Perubahan cepat:perubahan yang terjadi secara revolusi dapat direncanakan dahulu
ataupun tidak direncanakan
syarat- syarat memenuhi revolusi:
1. Harus ada keinginan umum
2. adanya seorang pemimpin yang dianggap mampu memimpin masyarakat
3. pemimpin dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat
4. pemimpin harus menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat
5. harus ada momentum
Perubahan yang lambat:perubahan yang terjadi secara lambat atau evolusi,biasanya
Terjadi tanpa adanya rencana dahulu
B. Perubahan yang besar Dan Perubahan yang kecil
Perubahan yang besar:perubahan yang akan membawa pengaruh besar kepada
masyarakat
Perubahan yang kecil:perubahan –perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang tidak membawa akibat yang langsung pada masyarakat
C. Perubahan yang direncanakan Dan tidak direncanakan
Perubahan yang direncanakan:perubahan yang terjadi dalam masyarakat,ini terjadi
Karena direncanakan oleh pihak-pihak yang menginginkan perubahan
Perubahan yang tidak direncanakan:perubahan yang terjadi di luar pengawasan
Masyarakat Dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan






3. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial
Faktor intern:
• bertambah Dan berkurangnya penduduk
• penemuan-penemuan baru
• pertentangan masyarakat
• terjadinya pemberontakan atau revolusi
Faktor ekstern:
• lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
• terjadinya perang
• pengaruh kebudayaan asing

4. Faktor-faktor Pendorong Proses Perubahan
oleh Soerjono Soekanto:
a) kontak dengan kebudayaan lain
b) sistem pendidikan formal yang maju
c) sikap menghargai hasil karya seseorang Dan keinginan-keinginan untuk maju
d) toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
e) sistem terbuka pada lapisan masyarakat
f) adanya penduduk yang heterogen
g) ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
h) adanya orientasi ke masa depan

5. Faktor - faktor Penghalang Proses Perubahan
a) perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
b) sikap masyarakat yang tradisional
c) adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya(vested interest)
d) kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
e) adanya prasangka(buruk)terhadap hal-hal baru
f) adanya hambatan yang bersifat ideologis
g) adat atau kebiasaan

Jumat, 26 Maret 2010

Lapisan-lapisan dalam masyarakat(stratifikasi sosial)

6. Lapisan-lapisan Dalam Masayarakat (Stratifkasi Sosial)

1.Pengertian Stratifikasi Sosial
Pitirim A.Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap Dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.masyarakat itu kedalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat(hirarkis).
Menurut Drs. Robert M.Z Lawang,penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan,privilese,prestise.

2.Konsep-konsep Stratifikasi Sosial
1. Penggolongan
Sebagai proses berarti individu menggolongkan dirinya sebagai orang yang termasuk dalam suatu lapisan tertentu
2. Sistem Sosial
Dalam hubungannya dengan sistem stratifikasi harus dilihat sebagai sesuatu yang membatasi dimana penggolongan itu berlaku
3. Lapisan Hirarkis
Berarti lapisan yang lebih tinggi itu lebih bernilai atau lebih besar daripada yang ada dibawahnya
4. Kekuasaan
Adalah kemampuan untuk mengatasi sebagian atau semua perlawanan untuk mengadakan perubahan-perubahan pada pihak yang memberikan oposisi
Kita membagi kekusaan menjadi 3 jenis:
a. Kekuasaan Utilitarian:Sifat yang menekankan pada kegunaan dari suatu.
b. Kekuasaan Koersif:Sifatnya memaksa
c. Kekuasaan Persuasif:Tidak menggunakan paksaan
5. Privilese
Hak istimewa,hak mendahului,hak untuk memperoleh perlakuan khusus.Privilese dihubungkan dalam 2 hal:ekonomi Dan budaya
• Privilese Ekonomi
a.Dalam bidang pendidikan:orang yang mempunyai uang
b.Dalam bidang kesehatan:dengan uang sedikit dapat ke Rumah Sakit
c.Dalam bidang pekerjaan:orang yang mempunyai modal dapat memperlebar usahanya
• Privilese Budaya
Kebudayaan dapat memberi hak istimewa secara tidak langsung yang memungkinkan mereka memilikinya dapat memperoleh privilese dalam bidang ekonomi
6. Prestise(Kehormatan)
Masalah kehormatan sifatnya relatif.dalam arti kehormatan harus dikaitkan dengan suatu kebudayaan atau sistem sosial tertentu.




A. Hubungan Antardimensi Stratifikasi Sosial
Yang dimaksud dengan dimensi disini adalah kekuasaan,privilese,prestise.sedangkan yang dimaksud dengan hubungan adalah terutama mengenai penjelasan apakah kalau orang itu berkuasa juga berprivilese Dan sebaliknya
Max Weber membedakan kedalam 3 kelas:
• Kelas kepemilikan:orang memiliki benda-benda berharga
• Kelas perdagangan:didasarkan pada keahlian yang kalau digunakan akan memungkinkan mereka berada pada dalam lapisan atas dilihat dari segi pendapatan
• Kelas sosial:mengenai gambaran lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat
B. Mobilitas Sosial
Adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan lainnya
• Mobilitas Vertikal:Perpindahan posisi dari yang lebih rendah ke mobilitas yang lebih tinggi Dan sebaliknya
• MobilitasHorizontal:Mendatar,bergerak kekiri, kekanan, kedepan, kebelakang. Dikaitkan dengan stratifikasi mempunyai 3 dimensi:kekuasaan,privilese,Dan prestise.Dan dibagi ke 3 bagian lagi:atas,menengah,bawah

Kamis, 18 Maret 2010

Makalah sospol(masalah sosial sebagai hambatan peningkatan kesejahteraan(kasus penyalahgunaan obat)dan upaya pemecahanya

MASALAH SOSIAL SEBAGAI HAMBATAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN(KASUS PENYALAHGUNAAN OBAT)
Dan UPAYA PEMECAHANYA








NAMA: REINHARD ARNOLD P.S
KELAS: 1EB18
NPM : 21209767


Mata Kuliah : Sosiologi dan Politik
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Masalah Sosial Sebagai Hambatan Peningkatan Kesejahteraan(Kasus Penyalahgunaan Obat)dan Upaya Pemecahannya
Kelas : 1 EB 18

Dateline Tugas : 20 Maret 2010
Tanggal Penyerahan Tugas : 20 Maret 2010



PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.


Penyusun



NPM
Nama Lengkap
Tanda Tangan

21209767
Reinhard Arnold



Program Sarjana Akuntansi

UNIVERSITAS GUNADARMA

Tahun 2010

Kata Pengantar

Puji Dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Dan karunia yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang masalah sosial sebagai hambatan peningkatan kesejahteraan(kasus penyalahgunaan obat)Dan upaya pemecahannya. Makalah ini berisi tentang bagaimana kasus kemiskinan Dan upaya pemecahannya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Burhan, selaku dosen pembimbing Sosiologi Dan Politik yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat makalah tentang Kasus Penyalahgunaan obat dan Upaya Pemecahannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan para dosen.
Demikian makalah ini dibuat,atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Bekasi,19 Maret 2010


Penyusun








Daftar isi

Halaman Judul
Surat Pernyataan ………………………………………………………………... i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………ii Daftar isi …………………………………………………………………………. iii
Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………………1 Bab 2 Pembahasan ……………………………………………………………2
A.Intensitas Dan Kompleksitas Masalah ……………………………… 2-4 B.Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 5-6
C.Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat …………………………7 c1.Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif…………………...7
c2.Pemanfaatan Modal Sosial …………………………………………7 c3.Pemanfaatan Institusi Sosial………………………………………..7
a.Organisasi Masyarakat……………………………………………8 b.Organisasi Swasta………………………………………………...8
c.Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial………………...8 d.Kerjasama Dan Jaringan…………………………………………..8
D.Upaya Penanganan Masalah……………………………………….9
Bab 3 Kesimpulan……………………………………………………………10
Referensi………………………………………………………………………..11
Penutup…………………………………………………………………………12



Pendahuluan

Dalam hal ini bentuk masalah sosial yang tampil dapat berupa masalah pada level individu tetapi juga level masyarakat.dalam pembahasan ini dibicarakan sebuah masalah sosial berupa penyalahgunaan obat seperti narkotika,alkohol beserta implikasinya seperti mabuk,teler Dan kecanduan.
Jenis masalah sosial ini dapat dilihat sebagai hambatan usaha untuk mewujudkan masyarakat sejahtera,termasuk sumber daya yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah sumber daya manusia.Sehubungan dengan hal itu,sebagai bagian dari sumber daya manusia,warga masyarakat penyandang masalah penyalahgunaan kecanduan obat tidak dapat diharapkan tampil dalam kapasitas maksimal.Pendekatan untuk peninkatan taraf hidup masyarakat,faktor manusia tidak semata-mata diperlakukan sebagai objek atau aktor aktif yang menentukan keseluruhan proses.Keberhasilan proses peningkatan taraf hidup akan sangat ditentukan oleh partisipasi yang nyata Dan aktif seluruh warga masyarakat dalam keseluruhan tahap dari proses tersebut.











A. Intensitas Dan Kompleksitas Masalah

Pada mulanya alkohol atau minum minuman beralkohol lebih berkaitan dengan dengan fisik.dalam kedudukan seperti itu,maka efek yang timbul juga terjadi pada segi fisik Dan dalam batas-batas kewajaran tidak menimbulkan dampak negatif.Bentuk Dan fungsinya kmudian tidak sekedar sebagai sarana relaksasi terhadap kelelahan,tekanan batin,rasa apatis,perasaan terisolasi,akan tetapi juga berfungsi sebagai sarana ritual dalam rangka mengembangkan simbol solidaritas serta sebagai sarana untuk jembatan Dan pengakraban pergaulan.
Hal yang kurang lebih sama sebetulnya juga berlaku untuk bahan-bahan kimia lain yang berada dalam kelompok obat-obatan(drug),termasuk di dalamnya bahan jenis narkotika,bahkan yang berasal langsung dari tumbuh-tumbuhan seperti ganja.Drug adalah sebangsa bahan kimia yang dapat memengaruhi Dan membawa efek pada fungsi dari struktur organisme tubuh.Seperti yang sudah disinggung sebelumnya,jenis-jenis drug ini tadinya untuk kesenangan Dan obat.Dalam banyak hal,penggunaanya memang berkaitan dengan kultur masyarakat disamping perkembangan sosial ekonominya.Permasalahan ini berakibat pada kebiasaan mabuk Dan teler yang dalam jangka panjang bersifat merugikan secara fisik.psikologis,maupun sosial.Dalam proses lebih lanjut kebiasaan tersebut tidak saja mengakibatkan seseorang menjadi mabuk Dan teler tetapi juga mengakibatkan kecanduan.Kecanduan adalah proses seperti yang sudah diuraikan sebelumnya,yaitu penyalahgunaan Dan pemakaian berlebihan yang kemudian berakibat seseorang menjadi tidak berdaya,dalam pengertian kondisi tersebut akan bersifat mengendalikan orang yang bersangkutan,membuatnya berbuat Dan berpikir secara tidak konsisten.
Dampak lebih lanjut dari gejala kecanduan ini adalah seseorang akan berkurang;kontaknya dengan diri sendiri,dengan orang lain Dan dengan dunia sekitar.Menurut Sheaf,sebetulnya gejala kecanduan ini tidak hanya berupa kecanduan terhadap obat,tetapi juga kecanduan terhadap aktivitas tertentu.Ia membedakan menjadi kecanduan substansi Dan kecanduan proses.Keduanya berproses dengan cara yang sama.Kecanduan substansi adalah kecanduan pada substansi tertentu yang biasanya merupakan produk artifisial yang dimasukan ke dalam tubuh dengan sengaja,sedangkan kecanduan proses terjadi apabila seseorang menjadi terkait Dan sulit menghindar dari suatu proses yang merupakan rangkaian spesifik dari aksi Dan reaksi.
Dengan mengambil kasus mariyuana,konsepsi itu berkembang sejalan dengan meningkatnya pengalaman pengguaan obat-obat bius.Melalui suatu penelitian khususnya bagi pemakai mariyuana untuk kenikmatan diketahui bahwa pada tingkat awal seseorang tidak langsung dapat merasakan kenikmatan tersebut.Untuk menuju kesana dibutuhkan proses yang harus melalui beberapa tahap,tahap-tahap yang dimaksud:mempelajari teknik,belajar memahami efeknya Dan belajar menikmati efek yang timbul.
Tahap mempelajari teknik maksudnya adalah bahwa seseorang pemula pada umumya belum merasakan kenikmatan yang tinggi.Hal ini dapat disebabkan karena cara menghisapnya tidak benar atau dosisnya terlalu rendah.Dengan demikian seorang pemula harus mempelajari teknik lebih dahulu sehingga cara yang dipakai benar,sebagai prasyarat untuk memperoleh kenikmatan.Walaupun tekniknya sudah benar juga belum menjamin adanya kenikmatan.Untuk itu harus melalui tahap mempelajari efeknya.Melalui tahap ini bagi yang bersangkutan akan menimbulkan bahwa mariyuana merupakan obyek yang dapat menimbulkan kenikmatan.Dengan demikian agar timbul konsepsi pada diri yang bersangkutan perlu syarat adanya gejala Dan pengakuan terhadap gejala tersebut.Pemakai mariyuana cenderung akan terus menggunakannya apabila ia telah mampu melalui tahap ketiga yaitu belajar menikmati efek yang timbul,agar sensasi yang ditimbulkan dapat dirasakan sebagai kenikmatan,serta butuh pengalaman.
Dilihat dari intensitas penggunaanya seseorang berproses menjadi pecandu biasanya melalui tahap pemula,okasional Dan rutin.Tahap pemula merupakan tahap seseorang untuk pertama kali melakukannya,tahap kedua sifatnya belum rutin tergantung pada kesempatan untuk memperoleh Dan melakukannya,sedang tahap ketiga bersangkutan dengan sudah kecanduan,karena sudah dianggap sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi,walaupun barangkali harus memperoleh barangnya dengan cara yang sulit Dan melalui cara yang melanggar hukum.























B.Latar Belakang Masalah

Perilaku penyalahgunaan obat Dan kecanduan obat memang merupakan deviasi pada level individu,walaupun demikian,sumber permasalahannya dapat berasal dari faktor individual maupun dari masyarakat atau sistem,seperti yang dikemukakan oleh Eitzen,ada 5 variasi perilaku individu yang menyimpang dilihat dari sumber masalahnya:
1. terjadi pelanggaran norma Dan nilai sosial oleh individu
2. persepsi individu yang didasarkan pada proses sosialisasi
3. masayarakat yang memberikan label seorang devian
4. peranan dari kekuatan dominan dalam proses kehidupan masyarakat
5. struktur masyarakat sendiri yang menyebabkan seorang warganya melakukan deviasi
Dalam pembahasan ini tentang latar belakang masalah penyalahgunaan obat ini,akan lebih banyak melihat persoalan dalam sosialisasi individu,ada 3 hal yang dapat digunakan untuk menjelaskan masalah dari faktor sosialisasi ini.
Yang pertama adalah urbanisme,yaitu suatu penjelasan yang berangkat dari argumen karakteristik Dan kehidupan kota.Apabila karakteristik kota Dan gaya hidup seperti ini terinternalisasi melalui proses sosialisasi,maka akan lebih mudah mendorong seseorang melakukan penyimpangan termasuk penyalahgunaan obat Dan kecanduan obat.
Yang kedua,melalui proses transmisi kultural.Melalui proses ini dapat dijelaskan mengapa seseorang menjadi jahat sedangkan orang lain tidak.Seseorang belajar untuk menjadi kriminal,begitu juga menjadi pemakai obat Dan pecandu obat melalui proses interaksi.Apabila lingkungan asosiasi yang paling dekat bersifat devian,maka kuat kecenderungan terjadi proses belajar tentang teknik Dan nilai devian,sehingga lebih memungkinkan terjadi tindak Dan perilaku kriminal.
Yang ketiga,penjelasan ini melalui realita perbedaan subkultur.Dalam hal ini penggunaan obat merupakan suatu kebiasaan yang terintegrasi ke dalam subkultur tertentu.Dengan demikian berarti kebiasaan tersebut akan mewarnai pengalaman,gaya hidup Dan cara hidup masyarakatnya,walaupun menurut ukuran subkultur lain atau pandangan masyarakat umum dianggap sebagai penimpangan.Oleh sebab itulah menjadi wajar apabila pola tersebut terinternalisasi oleh anggota masyarakatnya melalui proses sosialisasi.
Dari uraian tentang ketiga sumber masalah melalui proses sosialisasi tersebut,akan tampak bahwa walaupun sama-sama merupakan faktor dari individu perbedaanya dengan pandangan biologis Dan psikologis adalah bahwa teori sosialisasi lebih menitikberatkan pada kekuatan faktor eksternal yang mendorong individu berperilaku devian.
Sumber masalah pada level masyarakat atau level sistem Dan struktur juga dapat di jelasakan dalam berbagai variasi.Salah satu diantaranya adalah penjelasan dengan menggunakan perspektif labeling.Menurut pandangan ini,masyarakatlah yang membuat pemakai obat sebagai devian.Hal ini disebabkan karena pemakaian obat sebagaimana bentuk perilaku yang lain yang bersifat netral.Bahwa pemakaian jenis obat tertentu dikatakan sebagai devian apalagi kriminal,oleh karena itu diberikan label oleh masyarakat.Sebagai akibatnya,maka orang yang diberi label devian cenderung menjadi terpaku atau terpaksa terpaku pada pola perilaku devian.Dengan perkataan lain label yang diberikan masyarakat dapat mendorong pecandu obat menyadari pemakaian obat-obatan Dan melihat label sebagai identitas dirinya.
Dalam sistem yang disorganize misalnya banyak aturan yang secara formal masih berlaku tetapi dalam realitanya sudah kurang cocok Dan kurang relevan dengan keadaan yang sudah berubah.Sebagai akibatnya terjadi gejala formalisme yang berdampak pada lemahnya fungsi kontrol Dan pengendali termasuk pada berbagai bentuk penyimpangan perilaku.

C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat

Mendefinisikan Dan mengindetifikasi masalah relatif lebih mudah.Langkah ini lebih banyak bersifat menyatakan kepada khalayak akan adanya masalah sosial yang perlu pemecahannya,walaupun demikian langkah ini tetap memegang peranan penting dalam proses pemahaman Dan penanganan masalah sosial.

C1. Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif

Dalam hal ini apabila lingkungan asosiasi yang paling dekat bersifat devian,maka akan mempunyai potensi besar bagi kecenderungan perilaku devian.Maka penanganannya juga melalui interaksi dalam kelompok,melalui kelompok ini disosialisasikan gaya hidup yang tidak menyukai minum alkohol apalagi sampai mabuk Dan kecanduan.Melalui asimilasi ke dalam kelompok yang kondusif terhadap perilaku yang mematuhi hukum Dan sebaliknya dijauhkan dari kelompok yang dapat mendorong tindak Dan perilaku menyimpang.

C2. Pemanfaatan Modal Sosial

- Mendirikan tempat rehabilitasi
- Modal fisik
- Memberikan pengajaran kepada para pengajar/pengawas di tempat-tempat rehabilitasi





C3. Pemanfaatan Institusi Sosial

- Bekerja sama dengan organisasi-organisasi yang memberantas penyalahgunaan
obat
- Menggalakan motto “Say No to Drugs”
- Ikut terlibat dalam organisasi-organisasi yang memberantas narkoba

a. Organisasi Masyarakat
• Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM)
• Institusi Masyarakat Lokal
• Memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang penyalahgunaan obat
b. Organisasi Swasta
• Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan agar dapat mendirikan tempat rehabilitasi
• Kerjasama antar organisasi sosial

c. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial
• Bekerjasama dengan media massa
• Mensosialisasakan gaya hidup yang tidak menyukai minum alkohol apalagi sampai mabuk Dan kecanduan
• Melalui substitusi minuman lain yang dianggap lebih aman tetapi ekuivalen dengan jenis yang di larang
d. Kerjasama Dan Jaringan
• Bekerjasama dengan organisasi-organisasi sosial baik di dalam negeri maupun luar negeri
• Anggota pecandu obat didorong untuk bekerjasama dengan anggota bukan pecandu obat agar menyadarkan pecandu obat lain
D. Upaya Penanganan Masalah

Melalui Rehabilitasi Kelompok:
• Admission,maksudnya tidak setiap pecandu obat secara otomatis diterima dalam kelompok,pecandu obat harus bersedia menerima Dan menaati norma kelompok
• Indoctrination,bahwa rehabilitasi berarti memengaruhi anggota untuk mengadopsi nilai Dan sikap tertentu,yaitu sikap anti penyalahgunaan obat
• Group Cohesion,melalui kelompok yang kohesif dimungkinkan hubungan saling memengaruhi dalam hal ketaatan norma kelompk.
• Status Ascription,baik anggota kelompok yang merupakan pecandu obat maupun yang bukan,meraih status dalam kelompok berdasarkan tingkat penampilannya anti penyalahgunaan obat
• Synanon,dalam kelompok ini anggotanya pecandu obat didorong untuk bekerjasama dengan anggota bukan pecandu obat guna menyadarkan anggota pecandu obat.

















Kesimpulan

Proses pembanguna masyarakat di tuntut lebih jeli dalam melakukan identifikasi kebutuhan,bukan sebatas kebutuhan di atas permukaan,melainkan juga kebutuhan yang sering tidak dinyatakan tetapi justru merupakan kebutuhan esensial lapisan masyarakat tertentu.Paling tidak ada beberapa konsep kebutuhan yang perlu dikenali seperti kebutuhan normatif, kebutuhan yang dirasakan, kebutuhan yang dinyatakan, kebutuhan komparatif.Dengan pemahaman berbagai dimensi kebutuhan tersebut akan dapat ditangkap Dan di identifikasi kebutuhan yang lebih mendekati aspirasi masyarakat yang sesungguhnya.
Penanganan masalah penyalahgunaan Dan kecanduan obat ini dalam perspektif pembangunan masyarakat dapat didudukan sebagai bagian dari pembinaan sumber daya.Dengan berkurangnya masalah ini maka akan dapat mengurangi beban pembangunan.Apalagi bahwa dalam perspektif pembangunan masyarakat faktor manusia tidak semata-mata berfungsi sebagai potensi yang dapat digerakkan,akan tetapi lebih bersifat sebagai aktor atau pelaku dalam proses pembangunan itu sendiri

















Daftar Pustaka


www google.com,search engine

Sri,Wahyuni Niniek,2004.Manusia Dan Masyarakat.Jakarta:Ganeca Exact.





































KATA PENUTUP

Demikianlah makalah dari saya tentang masalah sosial sebagai hambatan peningkatan kesejahteraan(kasus penyalahgunaan obat)Dan upaya pemecahannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman Dan dosen.
Saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat yang tidak disengaja dalam pembuatan makalah ini.

Kritik dan saran sangat saya harapkan dari semua pihak. Atas perhatian dari semua pihak, saya mengucapkan terima kasih.

Kamis, 11 Maret 2010

sejarah sosiologi(sospol)

2.Sejarah Perkembangan Sosiologi

1.Awal Perkembangan Sosiologi
 Orang pertama yang memahami sosiologi adalah Auguste Comte,filsafat perancis pada abad 19(1798-1857)
 Sebelum Comte antara lain Plato yang hidup 429-347
 Filsuf Aristoteles hidup 384-322
 Pada abad pertengahan (1372-1406) muncul arab Ibnu Khaldun
 Zaman Renaisance(1200-1600) Thomas More dengan UTOPIAnya Dan CAMPANELLA yang menulis CITY OF THE SUN
 Pelopor perkembangan sosiologi adalah Auguste Comte
Auguste Comte membagi 3 tahap perkembangan intelektual:
a. Tahap Teologi atau Fiktif
b. Tahap Metafisika
c. Tahap Merupakan Tugas Ilmu Pengetahuan Positif

2. Timbulnya Sosiologi Modern

- Filsafat dikenal MATER SCIANTIARUM (induk semua ilmu pengetahuan)
- Pertengahan abad 20 yang berpengaruh dalam proses ini adalah sosiologi perancis bernama Emile Durkheim (1858-1917)
- W.I Thomas (1863-1947) memberi dorongan bagi perkembangan di Amerika
- Perkembangan mencapai momentum penting dalam PD II Dan berlangsung sampai sekarang
- Ilmuwan Herbert Spencer tahun 1176 Menggabungkan teori tentang evolusi sosial
- Seorang sosiologi Amerika Lesterward tahun 1883 menerbitkan karyanya Dynamic Sociology
- Emile Durkheim tahun 1895 menulis Rule of Sociological Method
- Max Webber (1884-1920) bahwa studi ilmu sosial berdasarkan gejala dalam dunia kehidupan bersama.

3. Sosiologi di Indonesia

Prof.DR.Soerjono Soekanto membagi perkembangan di indonesia dalam 2 periode:
1. Perkembangan sosiologi sebelum PD II,Para pujangga Dan pemimpin memasukkan unsur-unsur sosiologi.Bukti-buktinya antara lain:
a. Sri Paduka Mangkunegara IV dari surakarta dengan ajaranya Wulang Reh (inter group relation)
b. Almarhum Ki Hajar Dewantara, Ajaran Tata Hubungan Antar Manusia Dan Pendidikan.dalam organisasi Taman Siswa
c. Karya-karya sarjana Belanda misalnya:Snouck Hurgronye,Van Vollen, Ter Haar,dll
d. Periode Sekolah Tinggi Hukum di jakarta (Recht Hogeschool)
2. Perkembangan sosiologi setelah PD II
- Munculnya buku sosiologi karangan M.R Djody Gondokusuma dengan judul Sosiologi Indonesia.
- Karangan Hassan Shadily judul Sosiologi Untuk Masyarat
- Selo Soemardjan judul Social Changes in Yogjakarta.

kelompok sosial(sospol)

4. Kelompok Sosial

1.Pengertian Kelompok Sosial
Syarat-syarat menurut Soerjono Soekanto:
a.Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa ia adalah bagian dari kelompok
b.Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut
c.Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok sehingga mereka bertambah erat
d.Berstruktur,berkaidah Dan mempunyai pola perilaku

2.In-group Dan Out-group
a.In-group:Apabila individu di dalam suatu kelompok mengidentifikasi dirinya
dengan kelompok sosialnya
b.Out-group:Apabila individu menganggap suatu kelompok menjdi lawan dari
in-groupnya
Munculnya perasaan in-group Dan out-group dapat merupakan dasar tumbuhnya sikap etnosentrisme.

3.Primary Group Dan Secondary Group
a.Primary group:Kelompok yang ditandai dengan adanya interaksi antar anggota yang
terjalin lebih intensif Dan lebih akrab.
b.Secondary group:Pada kelompok ini diantara anggota kelompok terdapat hubungan
tak langsung,formal Dan kurang bersifat kekeluargaan

4.Gemeinschaft Dan Gesellschaft
Di kemukakan oleh Ferdinand Tones
a.Gemeinschaft(paguyuban): Bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya
diikat oleh hubungan batin yang murni serta bersifat kekal
b.Gesellschaft(patembayan): Ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu
pendek,bersifat pamrih ekonomis
Tonies juga mengemukakan ciri pokok gemeinschaft yaitu:
a.intimate,hubungan menyeluruh yang mesra
b.private,bersifat pribadi
c.exclusive,hanya untuk “kita”
Di dalam masyarakat ada 3 tipe:
a.Gemeinschaft of blood,berdasarkan pada ikatan darah atau keturunan
b.Gemeinschaft of place,berdasarkan orang-orang yang berdetan tempat tinggal
c.Gemeinschaft of mind, berdasarkan adanya ideologi yang sama

5.Formal Group Dan Informal Group
a.Formal group:Kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas Dan
sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggota
b.Informal group:Kelompok-kelompok yang tidak memiliki struktur Dan organisasi
tertentu atau pasti



6.Membership Group Dan Reference Group
Menurut Robert K.Merton
Membership group:Kelompok dimana setiap orang secara fisik sebagai anggota
Kelompok tertentu.
Reference group:Kelompok yang menjadi ukuran bagi seseorang untuk
Mengidentifikasi dirinya dalam membentuk perilakunya

7.Kelompok-kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
1.Kerumunan(crowd),Abdul Sani membagi ke dalam 2 jenis kelompok:
a.Kerumunan aktif,adanya kegelisahan Dan ketegangan tertentu,merupakan suatu
dorongan yang subur untuk bangktnya kerumunan aktif
b.Kerumunan pasif,kerumunan yang di dasari oleh luapan emosi,tanpa sasaran yang
yang jelas,setelah itu sirna
Kingsley Davis membedakan kerumunan menjadi 3 bentuk
a.Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
1.Khalayak
2.Kelompok ekspresif yang telah di rencanakan
b.Kerumunan yang bersifat sementara(causal crowd)
1.Kumpulan orang yang tidak menyenangakan
2.Kerumunan orang-orang dalam keadaan panik
3.Kerumunan penonton
c.Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum
1.Kerumunan yang bertindak emosionil
2.Kerumunan yang bersifat immoril
2. Publik
Publik sering disebut khalayak umumatau khalayak ramai,yang berinteraksi langsung dengan media komunikasi:majalah,surat kabar,radio,televisi

proses-proses sosial(sospol)

3. Proses-Proses Sosial dan Interaksi Sosial

A. Pengertian Proses Sosial
 Cara-cara berhubungan apabila orang perorangan Dan kelompok-kelompok saling bertemu Dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
 Sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama
 Pengetahuan tentang proses-proses sosial
 Sosiolog klsik menekankan perhatiannya pada segi struktur masyarakat saja(penekanan pada segi statis)
 Dewasa ini sosiolog meningkatkan perhatian pada segi statis(struktur masyarakat)maupun segi dinamis(fungsi masyarakat)
B. Interaksi Sosial Merupakan Faktor Utama Dalam Kehidupan Sosial
 Interaksi adalah dasar proses sosial,dilihat dari segi-segi dinamis
 Interaksi sosial sebagai bentuk umum dari proses sosial
 Tidak ada interaksi berarti tidak ada kehidupan bersama
Beberapa faktor dasar berlangsungnya proses interaksi:
a. Faktor Imitasi:berasal dari bahasa latin imitari yang artinya meniru atau mencontoh
b. Faktor Sugesti:Pedoman tingkah laku tertentu tanpa melalui pertimbangan terlebih dahalu.
c. Faktor Identifikasi:Suatu kecenderungan yang tanpa disadari untuk menyamakan diri atau bertingkah laku yang sama seperti dilakukan pihak lain
d. Faktor Simpati:Suatu kecenderungan sikap merasa dekat Dan tertarik untuk mengadakan hubungan saling mengerti Dan kerjasama dari pihak satu ke pihak lain

C. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Ada 2 syarat yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial:
1.Interaksi sosial terjadi oleh karena adanya kontak
2.Interaksi sosial terjadi oleh karena adanya komunikasi

D.Kehidupan Yang Terasing
Keadaan terasing disebabkan oleh beberapa hal:
a.Secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang lain
b.Terasing oleh karena cacat pada salah satu inderanya
c.Pengaruh perbedaan Ras/Agama

E.Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1.Kerja sama(cooperation)
2.Persaingan(competition):Ekonomi,kebudayaan,kedudukan Dan peranan,Ras/agama
3.Akomodasi(accomodation)
Bentuk-bentuk akomodasi:
a.Coersion:dilaksanakan karena adanya paksaan
b.Compromise:Pihak-pihak langsung mengurangi tuntutannya agar tercapai
penyelesaian
c.Arbitration:Untuk mencapai compromise bila tidak dapat menyelesaikan masalah
sendiri
d.Mediation:Pihak ke-3 netral hanya sebagai penasehat
e.Conciliation:Usaha mempertemukan pihak yang berselisih,agar mencapai
persetujuan bersama
f.Toleration:Kadang-kadang timbul secara tidak sadar Dan tanpa perencanaan
g.Stalemete:pihak 1 berhenti,karena sadar bahwa kekuatannya tidak seimbang
h.Adjudication:Penyelesaian perselisihan di pengadilan

Jumat, 05 Maret 2010

makalah sospol tentang kemiskinan dan upaya pemecahannya

MASALAH SOSIAL SEBAGAI INSPIRASI PERUBAHAN
Dan
PEMECAHANNYA PADA KASUS KEMISKINAN

NAMA : REINHARD ARNOLD P.S

KELAS : 1EB18

NPM : 21209767



Surat Pertanyaan

Mata Kuliah : Sosiologi dan Politik
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Masalah Sosial Sebagai Inspirasi Perubahan ( Kasus Kemiskinan ) dan Upaya Pemecahannya

Kelas : 1 EB 18

Dateline Tugas : 6 Maret 2010
Tanggal Penyerahan Tugas : 6 Maret 2010

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.


Penyusun



NPM
Nama Lengkap
Tanda Tangan

21209767
Reinhard Arnold



Program Sarjana Akuntansi

UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun 2010
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang masalah sosial sebagai inspirasi perubahan dan pemecahannya pada kasus kemiskinan .Makalah ini berisi tentang bagaimana kasus kemiskinan dan upaya pemecahannya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Burhan, selaku dosen pembimbing Sosiologi dan Politik yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat makalah tentang Kasus Kemiskinan dan Upaya Pemecahannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan para dosen.
Demikian makalah ini dibuat,atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Bekasi,05 Maret 2010


Penyusun








Daftar isi

Halaman Judul
Surat Pernyataan ………………………………………………………………...2
Kata Pengantar …………………………………………………………………..3 Daftar isi …………………………………………………………………………4
Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………………5 Bab 2 Pembahasan ……………………………………………………………6
A.Intensitas dan Kompleksitas Masalah ……………………………… 6-8 B.Latar Belakang Masalah …………………………………………….9-10
C.Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat ………………………..11 c1.Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif…………………..11
c2.Pemanfaatan Modal Sosial ………………………………………..11 c3.Pemanfaatan Institusi Sosial……………………………………….11
a.Organisasi Masyarakat……………………………………………12 b.Organisasi Swasta………………………………………………...12
c.Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial………………..12 d.Kerjasama dan Jaringan…………………………………………. 12
D.Upaya Penanganan Masalah………………………………………13
Bab 3 Kesimpulan…………………………………………………………… 14
Daftar Pustaka.………………………………………………………………….. 15
Penutup………………………………………………………………………… 16


BAB I
Pendahuluan

Masalah kemiskinan sudah tidak asing lagi bagi kita karena banyak masyarakat di sekitar kita masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal ini pemerintah harus berusaha keras yaitu dengan cara: mengembangkan sistem sosial yang responsif, pemanfaatan modal sosial , pemanfaatan institusi sosial yang di dalamnya terdapat: organisasi masyarakat , organisasi swasta, optimalisasi kontribusi dalam pelayanan sosial ,kerja sama dan jaringan. Dan juga dalam memecahkan masalah kemiskinan ini harus ada upaya penaganan masalah, baik dari pemerintah maupun dari luar negeri Dan juga organisasi-organisasi yang bergerak di bidang sosial yang ada di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri . juga mendirikan balai-balai pelatihan yang dimana balai tesebut mengajarkan/memperkenalkan masyarakat kepada teknologi dan sebagainya,seiring dengan semakin berkembangya zaman.










BAB II
PEMBAHASAN


A.Intensitas Dan Kompleksitas Masalah
Realitas menunjukan bahwa betapa perkembangan kota di Indonesia dan dampak yang dihasilkan memerlukan perhatian serius dari pemerintah untuk kemudian ditanggulangi, beberapa permasalahan seperti yang telah disinggung di atas dan memerlukan perhatian pemerintah antara lain:
1. Kemiskinan di perkotaan: berbicara masalah kemiskinan maka kita akan dihadapkan kepada suatu kompleksitas permasalahan yang rumit, begitu pun halnya dengan kemiskinan dan perkotaan. Pada dasarnya pemerintah dan pemerintah daerah khususnya telah berusaha untuk menangulangi masalah tersebut namun pada kenyataannya belum memberikan hasil yang baik, sebenarnya masalah kemiskinan terkait erat dengan adanya berbagai ketimpangan sosial, oleh karena itu perlu strategi khusus yang tidak bisa dilepaskan dari masalah sosial dan budaya.begitu juga halnya dengan urbanisasi sebagai akibat dari bergesernya orientasi Negara dari pertanian kepada industi, prosentase yang dikemukakan oleh Hauser dan Gardner menunjukan bahwa terdapat 53,7% penduduk Asia pada tahun 2025 yang bermukim di kota dan 62,5 % penduduk Dunia yang bermukim di kota. Fakta ini mengindikasikan bahwa urbanisasi pada masa mendatang akan semakin besar pada tataran jumlah dan tentunya harus diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan, perumahan yang layak, dan sarana prasaranan yang memadai, namun apabila hal tersebut tidak dipenuhi maka tidak mustahil akan menimbulkan kemiskinan kota yang komplikatif.
2. Kualitas Lingkungan Hidup: lingkungan dalam beberapa dekade terakhir khususnya dalam konteks perkotaan memiliki esensi tersendiri dalam perannya membangun konsep perkotaan yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan lingkungan hidup tidak terpisahakan dari penataan ruang kota, penataaan ruang kota itu sendiri akan meliputi penataan berbagai media lingkungan dan kawasan seperti ruang Terbuka Hijau (RTH) serta tata guna tanah, lebih lanjut menurut Ateng Syafrudin penataan tersebut tidak berkutat pada fisik atau infrastruktur semata, melainkan terkait juga terkait dengan masalah sosial, budaya, ekonomi, dan berbagai aspek lainnya. Namun pada tataran faktual keadaan lingkungan di berbagai kota besar di Indonesia saat ini memiliki kecenderungan yang tidak berwawasan lingkungan, terbukti dengan banyaknya daerah-daerah kumuh (Slums) yang diakibatkan oleh sumberdaya manusia yang tiadk produktif, dan sumber daya yang tidak produktif tersebut mencerminkan ketidakberdayaan pemerintah dalam memberdayakan dan melayani warganya. Laporan dari Cities Allianc pun menyebutkan, dengan mencontohkan kota Jakarta bahwa ketiadaan kebijakan yang responsif terhadap pembinaan sumber daya manusia dalam konteks perkotaan akan berdampak terhadap penyediaan lengkungan yang baik bagi perkotaan itu sendiri.
3. Keamanan dan Ketertiban: sebenarnya masalah kemanan dan ketertiban kota sangat berkaitan dengan masalah kemiskinan dan sumber daya manusia kompeten, artinya bahwa dengan adanya kemiskinan yang semakin besar jumlahnya akan menimbulkan tindakan kriminalitas, oleh karena itu perlu adanya optimalisasi kebijakan pemerintah dalam bidang tersebut dan juga partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
4. Kapasitas Daerah Dalam Pengembangan dan Pengelolaan : mengenai kapasitas daerah untuk mengelola dan mengembangkan kota, maka seperti telah disinggung di atas bahwa dengan adanya paradigma desentralisasi dan otonomi daerah maka kesiapan daerah harus terpenuhi dengan beberapa pembaharuan baik dalam bidang pemerintahan yang terkait dengan sumber daya manusia, masalah kelembagaan dan beberapa hal penunjang lainnya. Terdapat beberapa strategi sebenarnya yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah dalam mempersiapkan kapasitasnya, misalnya seperti beberapa strategi yang ditawarkan oleh PricewaterhouseCooperyang mengintegrasikan beberapa isu strategis yang sering muncul dalam konteks pembangunan kota seperti intellectual and social capital (terkait dengan sumber daya masyarakat kota), democratic capital (mengenai partisipasi masyarakat), cultural capital (terkait faktor budaya masyarakat dan nilai-nilai sosial), environment capital (berwawasan lingkungan), technical capital (pembangunan infrastruktur)¸dan financial capital (strategi pendanaan pembangunan kota)


















B.Latar Belakang Masalah
Karakteristik kemiskinan seperti tersebut di atas dan krisis ekonomi yang terjadi telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki, yaitu ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka membangun organisasi masyarakat warga yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan, termasuk perumahan dan permukiman.
Penguatan kelembagaan masyarakat yang dimaksud terutama juga dititikberatkan pada upaya penguatan perannya sebagai motor penggerak dalam ‘melembagakan' dan ‘membudayakan' kembali nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan (nilai-nilai dan prinsip-prinsip di P2KP), sebagai nilai-nilai utama yang melandasi aktivitas penanggulangan kemiskinan oleh masyarakat setempat. Melalui kelembagaan masyarakat tersebut diharapkan tidak ada lagi kelompok masyarakat yang masih terjebak pada lingkaran kemiskinan, yang pada gilirannya antara lain diharapkan juga dapat tercipta lingkungan kota dengan perumahan yang lebih layak huni di dalam permukiman yang lebih responsif, dan dengan sistem sosial masyarakat yang lebih mandiri melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kepada kelembagaan masyarakat tersebut yang dibangun oleh dan untuk masyarakat, selanjutnya dipercaya mengelola dana abadi P2KP secara partisipatif, transparan, dan akuntabel. Dana tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membiayai kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan, yang diputuskan oleh masyarakat sendiri melalui rembug warga, baik dalam bentuk pinjaman bergulir maupun dana waqaf bagi stimulan atas keswadayaan masyarakat untuk kegiatan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, misalnya perbaikan prasarana serta sarana dasar perumahan dan permukiman.
Model tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multi dimensional dan struktural, khususnya yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi, serta dalam jangka panjang mampu menyediakan aset yang lebih baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya, meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman meraka maupun menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, maka dilakukan proses pemberdayaan masyarakat, yakni dengan kegiatan pendampingan intensif di tiap kelurahan sasaran.
Melalui pendekatan kelembagaan masyarakat dan penyediaan dana bantuan langsung ke masyarakat kelurahan sasaran, P2KP cukup mampu mendorong dan memperkuat partisipasi serta kepedulian masyarakat setempat secara terorganisasi dalam penanggulangan kemiskinan. Artinya, Program penanggulangan kemiskinan berpotensial sebagai “gerakan masyarakat”, yakni; dari, oleh dan untuk masyarakat.







C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat

- Memberikan pelatihan(ketrampilan) kepada masyarakat agar dapat mengusai teknologi seiring semakin berkembangnya zaman.
- Harus adanya proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang tetap diantara individu atau kelompok dan usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak,sikap serta proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

C.1 Mengembangkan Sistem Sosial yang Responsif
- Membangun interaksi sosial antara pemerintah dengan masyarakat agar mempunyai hubungan interaksi yang baik.
- Membuat balai-balai pelatihan agar masyarakat dapat mengikuti perkembangan zaman.
- Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
C.2 Pemanfaatan Modal Sosial
- Memberikan bantuan modal usaha.
- Memberikan bantuan pendidikan,dengan cara sekolah gratis.
- Memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat yang tidak mampu.
- Penyediaan sarana dan prasarana umum;
C.3 Pemanfaatan Institusi Sosial
- Menggalakan program pemerintah yaitu UKM dan PNPM mandiri.
- Melakukan kerjasama dengan luar negeri,melalui bantuan luar negeri.
- Membangun kerjasama dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang bertujuan mensejahterahkan masyarakat.
- Fasilitasi pengembangan kopersi,usaha kecil menengah.


a. Organisasi Masyarakat
- Organisasi yang bergerak sebagai motivator,agar dapat mendorong dan menuntun masyarakat untuk menjadi sukses.
- Bekerjasama dengan LSM(Lembaga Swadaya Masyarakat)
- Menanamkan sistem sosialisasi.
b. Organisasi Swasta
- Membuat proposal untuk perusahaan-perusahaan agar mendukung pembuatan Balai Pelatihan tenaga kerja.
- Bekerjasama dengan institusi-institusi sosial yang bergerak di masyarakat.
- Bekerjasama dengan organisasi-organisasi sosial
c. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial
- Pemerintah memfasilitasi sumber daya yang dimiliki oleh negara.
- Membangun lapangan kerja untuk masyarakat.
- Bekerjasama dengan media massa.
d. Kerjasama Dan Jaringan
- Membangun hubungan baik,baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
- Bekerjasama dengan organisasi-organisasi dunia yang bertujuan mensejahterahkan masyarakat.










D.Upaya Penanganan Masalah

- Membangun Balai-Balai pelatihan tenaga kerja agar masyarakat dapat bekerja di berbagai pekerjaan.
- Mengupayakan investor asing agar dapat menanamkan modalnya.
- Keterlibatan masyarakat dalam program yang telah disiapkan pemerintah.
- Perencanaan dan pengendalian pembangunan
- Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
- Penyediaan sarana dan prasarana umum
- Penanganan bidang kesehatan
- Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial
- Penanggulangan masalah sosial
- Pelayanan bidang ketenagakerjaan















BAB III
Kesimpulan

Adanya kelembagaan masyarakat sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk membangun organisasi masyarakat warga yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin.
Pemerintah harus memperhatikan kaum miskin tidak dengan sebelah mata,mereka harus dibuka kan lapangan pekerjaan dan mendirikan balai-balai pelatihan untuk masyarakat agar mereka menjadi terampil(mempunyai keahlian) dalam kehidupan yang semakin sulit seiring dengan berkembangnya zaman.masyarakat juga harus di libatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan,karena negara ini negara demokrasi yaitu:dari rakyat,untuk rakyat,oleh rakyat.
Pemerintah harus memastikan bahwa program-program yang sudah dijalankan telah tepat sasaran (sampai kepada masyarakat yang tidak mampu), karena sekarang para wakil rakyat banyak menyelewengkan dana yang seharusnya untuk rakyat tidak mampu.













Daftar Pustaka

www.Google.com
http://Zaymuttaqin.wordpress.com
Sri,Wahyuni Niniek,2004.Manusia Dan Masyarakat.Jakarta:Ganeca Exact.





















KATA PENUTUP

Demikianlah makalah dari saya tentang masalah sosial sebagai inspirasi perubahan pada kasus kemiskinan dan upaya pemecahannya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan dosen.

Saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat yang tidak disengaja dalam pembuatan makalah ini.

Kritik dan saran sangat saya harapkan dari semua pihak. Atas perhatian dari semua pihak, saya mengucapkan terima kasih.