Sabtu, 08 Juni 2013

Jurnal Ilmiah



ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN METODE EVA ( Economic Value Added) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK

Reinhard Arnold P.S
Eva Khadijah, SE., MM
ABSTRAK
Eva merupakan alat pengukuran kinerja perusahaan untuk menilai tingkat keberhasilan perusahaan ditinjau dari sisi kepentingan dan harapan kreditur dan pemegang saham .
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk  membandingkan kinerja keuangan
yang dihasilkan perusahaan dengan penerapan  EVA dibandingkan dengan pendekatan Konvensioal. Dan untuk membandingkan nilai EVA yang dihasilkan Perusahaan dengan tahun sebelumnya untuk memenuhi tujuan tersebut maka penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penulis yaitu, Laporan Keuangan dan lain-lain. Metode yang digunakan adalah EVA yang dimana  dirumuskan dengan cara NOPAT (Net Operation Profit After Tax) dikurangi dengan Capital Charges (biaya modal).
Adapun hasil dari Pembahasan menunjukkan bahwa pada tahun 2006 – 2010 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk menghasilkan nilai  EVA yang positif , lalu pada tahun 2006 menghasilkan  nilai EVA terendah dan nilai EVA tertinggi pada tahun 2010  . ini berarti kinerja manajemen pada PT Indofood Sukses Makmur sudah baik karena mampu mengahasilkan  nilai yang positif dan dapat meningkatkan nilai EVA pada setiap tahunnya.

Kata kunci : Pengukuran Kinerja Keuangan ,Dengan Penerapan Metode  EVA

PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi saat ini berkembang pesat sehingga proses inilah yang memacu  para investor untuk menanamkan modalnya pada sektor bidang usaha tertentu. Sebagai bahan pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya di suatu lembaga/perusahaan dengan melihat laporan keuangan yang ada. Kinerja perusahaan mencerminkan prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam waktu dan dapat bertahan dalam persaingan pasar bebas, perusahaan juga haruslah dapat beroperasi secara terus-menerus.
Untuk memacu para investor menanamkan modalnya di suatu perusahaan, maka manajemen dari perusahaan haruslah meningkatkan kinerjanya dengan memperoleh laba bersih yang maksimal. Karena dengan laba ini para investor dapat menanamkan modal di perusahaan tersebut sebab dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Adapun salah satu alat pengukur kinerja perusahaan,yakni menggunakan Economic Value added (EVA) .
Economic Value Added (EVA) adalah alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang lebih memperhatikan ekspetasi para penanam modal ( kreditur dan pemegang saham ). Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada .
EVA juga dapat dijadikan tolak ukur bagi manajemen perusahaan untuk memperkirakan keinginan para investor yang ingin memaksimalkan tingkat pengembalian dana yang di investasikan dan meminimalisasi biaya yang dikeluarkan, sehingga mempengaruhi nilai perusahaan .
LANDASAN TEORI
Peranan kinerja sering kali dipakai sebagai indikator untuk mengukur baik buruknya keadaan sebuah perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur baik atau buruknya suatu kinerja dapat dilihat dari tingkat output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan guna mempelajari kinerja secara mendalam perlu diketahui makna dari kinerja itu sendiri.
Kinerja adalah hasil pemanfaatan secara baik atas sumber daya yang ada Kinerja sering kali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standart dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang di harapkan. Penilaian kinerja perusahaan digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan.
            Pengertian EVA menurut Amin Widjaja Tunggal adalah suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Amin Widjaja Tunggal, 2001:1).
EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba. EVA merupakan suatu tolok ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA merupakan suatu tolok ukur yang menggambarkan jumlah absolute dari nilai pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan atau dirusak pada suatu periode tertentu, biasanya setahun. EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (Value Creation) sedangkan EVA yang negative menunjukkan penghancuran nilai (value Destruction).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa EVA merupakan jumlah uang yang diciptakan oleh perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk investasi oleh perusahaan.
Jika EVA benar-benar menggambarkan arus kas perusahaan yang sebenarnya, mudah dihitung dan dapat dipahami maka secara otomatis EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan terhadap nilai pasar perusahaan. Hubungan yang dekat dengan penilaian pasar dan menyatukan kepentingan manajer dengan para pemegang saham merupakan ciri khas EVA sebagai ukuran yang lebih baik. EVA digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer sebagai bagian program pemberian intensif, alasannya adalah EVA memberikan nilai tambah selama periode tertentu dan EVA dapat diterapkan kepada unit-unit bisnis atau unit lainnya dari suatu perusahaan besar. Jadi meningkatkan EVA secara teoritis akan meningkatkan nilai perusahaan dan karenanya ini adalah ukuran yang bagus bagi kinerja manajer.
Economic Value Added (EVA) atau nilai tambah ekonomis digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Kinerja merupakan indikator perusahaan yang dapat menilai baik atau buruknya keadaan sebuah perusahaan serta menilai prestasi yang telah dicapai suatu perusahaan.
Tolak ukur yang digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dengan metode EVA tentang ada atau tidaknya proses nilai tambah adalah sebagai berikut:
a.       Jika EVA > 0 atau positif, maka telah terjadi nilai tambah pada perusahaan yang dinilai dengan kata lain memiliki nilai ekonomis.
b.      Jika EVA < 0 atau negatif, maka tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan atau dapat dikatakan bahwa semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada kreditur dan pemegang saham.
          METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan data sekunder yang penulis dapatkan dari internet, khususnya neraca konsilidasi dan laporan laba rugi  PT Indofood Sukses Makmur, Tbk sedangkan akun-akun yang dibutuhkan untuk menghitung EVA yaitu, laba bersih setelah pajak, modal kerja, modal yang diinvestasikan, biaya modal dan ekuitas serta capital charges.
PEMBAHASAN
Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan EVA PT Indofood Sukses Makmur,Tbk telah menunjukkan bahwa untuk tahun 2006-2010 nilai EVA yang diperoleh adalah positif. Hal ini terjadi karena pada tahun 2006-2010 perusahaan sudah dapat memenuhi keinginan untuk mendapatkan keuntungan bagi intern perusahaan dan juga pihak investor yang telah menanamkan modalnya di PT indofood Sukses Makmur, Tbk . Nilai tambah ini didapat setelah perusahaan dapat memenuhi kewajiban untuk mengganti resiko usaha dari modal yang ditanamkan oleh investor.
Pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 213.314,  hal ini terjadi karena adanya kenaikkan kenaikkan nilai NOPAT yang diperoleh dari peningkatan laba perusahaan pada tahun 2007. Pada tahun yang sama terjadi peningkatan pula pada nilai capital charge yang naik pada tahun tersebut , hal ini disebabkan karena banyaknya para investor yang telah menanamkan modalnya di PT Indofood Sukses Makmur,Tbk. Nilai EVA positif yang didapat perusahaan pada tahun 2007 dikarenakan menurunnya nilai WACC atau persentase dari biaya ekuitas dan biaya hutang perusahaan . Invested capital tahun 2007 juga meningkat akibat dari jumlah modal yang ditanamkan tahun 2007 mengalami kenaikkan sebesar 2.601.624 dari tahun 2006.  Kenaikan  NOPAT di tahun 2007  ini, berlanjut di tahun 2008 yang cukup  sebesar 500.979. Kenaikan ini di sebabkan oleh adanya kenaikan laba bersih yang di sertai dengan naiknya biaya bunga di bandingkan tahun 2007 .Invested Capital pada tahun 2008 mengalami peningkatan  sebesar 1.534.250, dari tahun 2007 . Peningkatan ini terjadi di karenakan oleh adanya peningkatan WCR  dan aktiva tetap setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan tetapi  kas mengalami penurunan. Pada tahun 2008 persentase WACC mengalami kenaikan kembali  sebesar 0,4% dari tahun 2007. Kenaikan  ini terjadi karena penurunan nilai pajak penghasilan dengan penurunan  persentase cost of equity dan tingkat modal dari ekuitas. Pada tahun 2008 capital charges  naik  sebesar 87.644, dari tahun 2007. Kenaikan ini di sebabkan oleh dan naiknya invested capital dan persentase WACC sebesar 0,4%. Pada tahun 2008 perusahaaan mengalami kenaikan pada nilai EVA sebesar 413.335, dari tahun 2007.
Pada tahun 2009,  kenaikkan  NOPAT juga terjadi yaitu  sebesar 1.425.174 dari tahun 2008. Kenaikan  ini di sebabkan oleh kenaikan laba bersih dan juga adanya kenaikan  biaya bunga. Invested Capital untuk tahun 2009 juga mengalami kenaikan  sebesar 2.634.402, dari tahun 2008. Peningkatan ini terjadi karena adanya kenaikan WCR, dan aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan  dan kenaikan  nilai kas. Karena kenaikan  kas ditahun 2009 dari tahun 2008. Pada tahun 2009 WACC mengalami kenaikan sangat tinggi sebesar 0,59% dari tahun 2008. Peningkatan ini terjadi karena adanya kenaikan tingkat modal dari ekuitas dan penurunan  cost of equity. Pada tahun 2009 nilai capital charges mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 162.003,25, dari tahun 2008. Peningkatan ini terjadi karena naiknya persentase WACC yang sangat tinggi dengan nilai  invested  capitalnya naik. Pada tahun 2009 juga  nilai EVA mengalami kenaikan  sebesar 1.263.170,75 , dari tahun 2008.
Peningkatan NOPAT terjadi kembali di tahun 2010 sebesar 507.431  dari tahun 2009. Peningkatan ini di sebabkan oleh peningkatan laba bersih perusahaan yang cukup signifikan dan kenaikan  pada biaya bunga. Invested Capital untuk tahun 2010  mengalami peningkatan cukup tinggi dari tahun – tahun sebelumya yaitu  sebesar 10.466.791, dari tahun 2009. Peningkatan ini di karenakan oleh adanya penurunan WCR dan kenaikan kas yang cukup tinggi  serta aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Persentase WACC untuk tahun 2010  mengalami penurunan  sebesar 0,89% dari tahun 2009. Penurunan ini di sebabkan oleh adanya penurunan  pada cost of equity . Pada tahun 2010  nilai capital charges mengalami kenaikan yang  sebesar 40.473,6, dari tahun 2009. Hal ini di sebabkan oleh adanya penurunan  pada WACC walaupun terjadi kenaikan pada invested  capital. Pada tahun 2010 perusahaan kembali mengalami peningkatan pada nilai EVA sebesar 466.957,4.
Dapat di lihat dari data di atas nilai EVA periode 2006-2010 bernilai positif atau telah terjadi proses nilai tambah ekonomis pada perusahaan yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan penciptaan nilai EVA tertinggi Selama periode 2006-2010 yaitu di tahun 2010 dan nilai terendah berada ditahun 2006. Hal ini terjadi karena adanya penurunan penjualan . Seharusnya perusahaan  Meningkatkan  produk dengan cara membuat inovasi serta produk-produk yang baru.
                                         Kesimpulan dan Saran     
Kesimpulan
      Setelah dilakukan perhitungan dan analisis kinerja perusahaan pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk  maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.       Dengan menggunakan metode EVA ( Economic Value Added)   hasil analisis kinerja keuangan  selama periode 2006-2010 pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, bahwa perusahaan telah menciptakan nilai EVA yang positif  yang dari tahun ke tahun meningkat, dimana nilai EVA tertinggi terdapat pada tahun 2010 yaitu dengan nilai sebesar 3.592.588,57 dan nilai EVA terendah terdapat pada tahun 2006 yaitu dengan nilai sebesar 1.102.376,08 artinya perusahaan menghasilkan nilai tambah ekonomis, selain menambah keuntungan perusahaan juga memberikan profit bagi investor dan meyakinkan mereka untuk menanamkan modalnya dalam jangka panjang.
  1. Untuk meningkatkan nilai tambah pada laporan keuangan pada periode selanjutnya yaitu dengan cara meningkatkan  nilai laba Operasi (NOPAT), karena NOPAT merupakan salah satu penentu dari perhitungan EVA perusahaan dan indikator yang digunakan dengan cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya-biaya, Untuk mendapatkan nilai laba yang maksimal yaitu dengan cara meningkatkan penjualan produk serta meningkatkan inovasi pada setiap produk baru yang di sertai dengan promosi yang maksimal pula.
Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang dihasilkan yang menyatakan bahwa kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk sangat baik dan mampu menciptakan nilai tambah perusahaan yang positif, karena banyak investor dalam memutuskan untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan menggunakan metode EVA untuk mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut.
maka penulis menyarankan sebaiknya perusahaan tetap mempertahankan kinerjanya serta perusahaan harus tetap meningkatkan nilai NOPAT dan mengurangi capital charges setiap tahunnya, karena jika nilai capital charges lebih besar daripada NOPAT akan mempengaruhi nilai EVA.
DAFTAR PUSTAKA

Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara
Mardiasmo.2001.Akuntansi Keuangan Dasar.Universitas Gajah Mada : Yogyakarta
Sadeli, Lili M. 2009. Dasar- Dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.
Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi 5. Salemba Empat : Jakarta
Widjaja Tunggal, Amin. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA). Harvarindo, Jakarta.
Widjaja Tunggal, Amin. 2008. Pengantar Konsep EVA dan VBM. Harvindo, Jakarta.
Wibowo, Luki Bani.2005. Pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan
             Terhadap Return Pemegang Saham. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta
Young, S. David dan O’ Byrne Stephen. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk Implementasi Salemba Empat: Jakarta.









Minggu, 02 Juni 2013

Tugas Softskill Bab 7 & 8




Nama: Reinhard Arnold P.S
Kelas: 4EB13
NPM: 21209767
BAB 7 :HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
1.      Memahami perbedaan harmonisasi dan standarisasi yang berlaku dalam standar akuntansi.       
Harmonisasi adalah proses untuk meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan  penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3. Standar audit Survei Harmonisasi Internasional
2.      Menjelaskan Pro dan Kontra terhadap Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional
Para pendukung harmonisasi internasional mengatakan bahwa harmonisasi (bahkan standarisasi) memiliki banyak keuntungan. Sir Bryan Carsberg, mantan Sekretaris Jenderal IASC, menulis sekitar bulan September 2000 : Pendekatan yang hati-hati untuk menganalisis keinginan akan harmonisasi internasional memperlihatkan bahwa biaya dan manfaat yang diperoleh berbeda-beda dari satu kasus ke kasus yang lain. Mereka yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua yang sangat banyak digunakan diseluruh dunia. Namun demikian, meskipun dapat dilakukan, kita tidak dapat memperoleh kesepakatan bahwa Inggris atau bahasa umum lainnya harus digunakan untuk menggantikan 6.800 bahasa atau lebih yang sekarang ini digunakan di dunia. Kita mengakui bahwa bahasa merupakan wahana budaya yang tak tergantikan dan bahwa penghapusan budaya yang berbeda akan menyebabkan kerugian yang sangat besar dalam bidang sastra dan ekspresi budaya lainnya.
Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukup besar dalam perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi. Namun kasus ini menunjukkan kepada kita kerugian harmonisasi yang lain.
Perpajakan dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari kompetisi antar negara.
Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang didapat dari harmonisasi Internasional antara lain :
1.      Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak diseluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2.       Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan resiko keuangan berkurang. 
3.      Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4.       Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Disamping memiliki beberapa keuntungan, standar akuntansi internasional ini menuai kritik, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan standar yang berlebihan. Perusahaan harus merespons terhadap susunan tekanan nasional, social, politik, dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
3.      Memahami arti rekonsiliasi dan pengakuan bersama (timbal balik) terhadap perbedaan standar akuntansi.
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi guna mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :
1. Rekonsiliasi
2. Pengakuan bersama ( yang disebut sebagai “timbal balik”/resiprositas)
Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun hanya menyajikan ringkasan, bukan gambaran perusahaan yang utuh.
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator diluar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal. Imbal balik tidak meningkatkan perbandingan laporan keuangan lintas negara dan dapat menimbulkan “lahan bermain yang tidak seimbang” yang mana memungkinkan perusahaan-perusahaan asing menerapkan standar yang tidak terlalu ketat bila dibandingkan dengan yang diterapkan terhadap perusahaan domestik.
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Sebagian besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards-IFRS). Dan banyak pula negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan.
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari :
1. Perjanjian internasional atau politis;
2. Kepatuhan secara sukarela (atau didorong secara profesional);
3. Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional.
Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan diterima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan standar nasional tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut berbeda, standar nasional harus menjadi rujukan pertama (mempunyai keunggulan).
4.      Mengidentifikasi Organisasi Internasional yang Mempromosikan Harmonisasi dan Memiliki Peran Penting Dalam Penetapan Standar Akuntansi Internasional.
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
a.       Badan Standar Akuntasi Internatonal (IASB)
Merupakan badan pembuat standar sector swasata yang independen yang didirikan pada tahun 1973 oleh oganisasi akuntansi professional di sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001.
b.      Komisi Uni Eropa (EU)
Tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal.
c.       Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi ini beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara.

d.      Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
Merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan.
e.     Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar                Internasional Akuntansi dan Pelaporan (ISAR)
Merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan.
f.    Kelompok Kerja dalam Stnadar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan      Pembangunan Ekonomi (EOCD)
Merupakan organisasi internasional negara-negara industry maju yang berorientasi ekonomi pasar.
5.      Mendeskripsikan pendekatan baru Uni Eropa dan mengaitkannya dengan integrasi pasar keuangan Eropa.
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal.
Direktif Keempat dan Ketujuh memiliki pengaruh yang dramatis terhadap pelaporan keuangan di seluruh EU, yaitu membawa akuntansi di seluruh negara anggota EU ke tahap penyeragaman yang baik dan relatif memadai. Direktif ini mengharmonisasikan penyajian akan rugi dan laba (laporan laba rugi) serta neraca dan menambah informasi tambahan minimum dalam catatan, secara khusus pengungkapan pengaruh aturan pajak atas hasil yang dilaporkan.
Komisi mengumumkan bahwa EU perlu untuk bergerak secara tepat dengan maksud untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa perusahaan yang sedang berupaya untuk melakukan pencatatan di Amerika Serikat dan pasar-pasar dunia lainnya akan tetap dapat bertahan dalam kerangka dasar akuntansi EU. EC juga menekankan agar EU memperkuat komitmennya terhadap proses penentuan standar internasional, yang menawarkan solusi paling efisien dan cepat untuk masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang beroperasi dalam skala internasional.
      Pada tahun 2000, EC mengadopsi strategi pelaporan keuangan yang baru. Hal yang menarik dari strategi ini adalah usulan aturan bahwa seluruh perusahaan EU yang tercatat dalam pasar teregulasi, termasuk bank, perusahaan asuransi dan SME (perusahaan berukuran kecil dan menengah), menyusun akun-akun konsolidais sesuai dengan IFRS.

Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions – IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO:
Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestik maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat
a. Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestic
b. Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standar dan pengawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
c. Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakan yang efektif terhadap pelanggaran.
Sebuah komite teknis IOSCO memusatkan perhatian pada pengungkapan dan akuntansi multinasional. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor.
Ringkasan Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan Penawaran Perdana oleh Perusahaan Penerbit Luar Negeri (Diterbitkan oleh Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal, 1998)
1. Identitas Direktur, Manajemen Senior, dan Penasihat serta Pernyataan Tanggung jawab
     Standar ini mengidentifikasikan perwakilan perusahaan dan orang-orang yang terlibat dalam pencatatan saham perusahaan atau pendaftarannya dan menunjukkan orang yang bertanggung jawab. Definisi orang yang dibahas dalam standar ini mungkin berbeda di masing-masing negara dan ditentukan berdasarkan hukum negara asal.
2. Menawarkan Statistik dan Perkiraan Jadwal
     Standar ini memberikan informasi utama mengenai cara melakukan penawaran dan identifikasi tanggal-tanggal penting yang terkait dengan penawaran. Perlu dipahami bahwa pencatatan tidak selalu melibatkan penawaran.
3. Informasi Utama
Standar ini meringkas informasi utama mengenai kondisi keuangan, kapitalisasi, dan faktor-faktor risiko perusahaan.
4. Informasi Mengenai Perusahaan
Standar ini memberikan informasi mengenai operasi usaha perusahaan, produk yang dihasilkan atau jasa yang diberikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi usahanya.
5. Evaluasi serta Prospek Operasi dan Keuangan
Standar ini menyediakan penjelasan manajemen mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan, dan analisis manajemen mengenai faktor dan tren yang diperkirakan memiliki dampak yang material terhadap kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan di masa mendatang. Di beberapa negara, ramalan dan laporan mengenai prospek perusahaan untuk tahun berjalan dan atau periode lain di masa depan mungkin diwajibkan.
6. Direktur dan Manajemen
Standar ini memberikan informasi yang menyangkut direktur dan manajer perusahaan yang memungkinkan investor untuk memeriksa pengalaman, kualifikasi dan tingkat kompensasi orang-orang serta hubungan mereka dengan perusahaan. Definisi orang yang dibahas dalam standar pengungkapan ini dapat berbeda di masing-masing negara dan akan ditentukan oleh hukum negara asal. Informasi yang menyangkut karyawan perusahaan juga diwajibkan.
7. Pemegang Saham Utama dan Transaksi Pihak Istimewa
Standar ini memberikan informasi mengenai pemegang saham utama dan pihak lain yang mengendalikan atau mungkin mengendalikan perusahaan. Standar ini juga memberikan informasi mengenai transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan pihak-pihak yang berafiliasi dengan perusahaan dan apakah persyaratan transaksi tersebut telah wajar bagi perusahaan.
8. Informasi Keuangan
Standar ini menjelaskan laporan keuangan manakah yang harus dimasukkan ke dalam dokumen, beserta periode yang tercakup, lamanya laporan keuangan dan informasi lain yang bersifat keuangan. Negara di mana suatu perusahaan melakukan pencatatan (atau sedang mendafar diri untuk melakukan pencatatan) akan menentukan struktur komprehensif prinsip-prinsip akuntansi dan audit yang akan diterima.
9. Penawaran
Standar ini memberikan informasi mengenai penawaran surat berharga, rencana distribusi surat berharganya dan masalah-masalah terkait.
10. Informasi Tambahan
Standar ini memberikan informasi yang kebanyakan bersifat wajib, yang tidak tercakup dalam dokumen yang ada.

BAB: 8 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
1.      Memahami kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional dan strategi dasar untuk pengumpulan informasi.
Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Investor, analis riset ekuitas, manajer keuangan, banker, dan penguna laporan keuangan lainnya memiliki kebutuhan yang semakin besar untuk membaca.
Kebutuhan untuk menggunakan dan dengan memahami, laporan keuangan asing juga meningkat karena kegiatan merger dan akusisi yang terjadi secara internasional.
Analisis Strategi Bisnis Internasional
Analisis dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyaknya kontradiksi. Disatu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi elah mengarah pada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia.
Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional:
a. Ketersediaan informasi
Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa Negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Memperoleh informasi mengenai industry juga sukar dilakukan di banyak Negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di Negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti standar pelaporan keuangan internasional.
b. Rekomendasi untuk melakukan analisis
Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali sering dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimanan industry dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di Negara-negara pasar berkembang.
2.      Menjelaskan Langkah Langkah Analisa Akuntansi
            Para analis perlu untuk mengevaluasi kebujakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lungkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Laba yang dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka.
            Langkah-langah dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan:
1.      Identifikasikan kebijakan akuntansi utama
2.      Analisis fleksibilitas akuntansi
3.      Evaluasi strategi akuntansi
4.      Evaluasi kualitas pengungkapan
5.      Indentifikasikan potensi terjadinya masalah
6.      Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi.
3.      Memahami pengaruh analisis akuntansi terhadap akuntansi antar negara dan kesulitannya dalam memperoleh informasi yang diperlukan.
Keempat tahap analisis usaha (analisis usaha, akuntansi, keuangan, dan prospektif) dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
(1) Akses informasi
(2) Ketepatan waktu informasi
(3) Hambatan bahasa dan terminology
(4) masalah mata uang asing
(5) perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
- Akses Informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara lugas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web. Perusahaan di seluruh dunia saat ini memiliki sites Web dan laporan tahunannya tersedia secara cuma-Cuma.
Sumber informasi lain yang juga berharga :
 (1) publikasi pemerintah
 (2) organisasi riset ekonomi
(3) organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa
 (4) organisasi akuntansi, audit, dan pasar surat berharga.
- Ketepatan Waktu Informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan siaran pers yang menyangkut laporan akuntansi berbeda-beda di tiap negara.
Perbedaan dalam ketepatan waktu informasi akuntansi menambah beban para pem¬baca laporan keuangan perusahaan asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan-pe¬rusahaan yang memiliki lingkungan yang senantiasa berubah-ubah. Agar penilaian yang dilakukan dapat bermakna, diperlukan penyesuaian terus-menerus atas jumlah yang di-laporkan, dengan menggunakan alat yang konvensional ataupun tidak konvensional.
- Pertimbangan Mata Uang Asing
Akun-akun yang berdenominasi dalam mata uang asing membuat para analis menghadapi dua jenis permasalahan yaitu :
1. Berkaitan dengan kemudahan pembaca
2. Menyangkut isi informasi.
Sebagian besar perusahaan di seluruh dunia menetapkan denominasi akun-akun keuangannya dalam mata uang domisili nasional mereka. Bagi seorang pembaca dari AS yang terbiasa dengan dolar, analisis akun-akun yang dinyatakan dalam euro dapat menimbulkan kebingungan. Jawaban yang umum untuk mengatasinya adalah dengan mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik.
Apabila laporan yang telah ditranslasikan memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam melihat akun-akun mata uang asing dalam suatu mata uang yang telah dikenal umum, maka dapat timbul gambaran yang sebenarnya mengalami distorsi. Secara khusus, perubahan kurs valuta asing dan prosedur akuntansi secara bersamaan sering kali menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang bertentangan dengan peristiwa yang mendasarinya.
4.      Mengenali Mekanisme untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar negara
Bagaimana para pengguna laporan keuangan dapat mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas negara? Beberapa pendekatan yg dapat digunakan yaitu :
Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara-negara tersebut.
5.      Memahami kesulitan dan kelemahan dalam analisis laporan keuangan internasional
a. Akses informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma.
b. Ketepatan waktu informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing.
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
6.      Memahami bagaimana menggunakan www untuk memperoleh informasi penelitian perusahaan.
Penggunaan Website untuk memperoleh Informasi penelitian perusahaan
a. Mayoritas perusahaan memiliki Web site tersendiri dan mayoritas memanfaatkan homepage mereka untuk menginformasikan informasi keuangan terutama laporan keuangan pokok yaitu neraca dan laba rugi. Tidak banyak, kurang dari 40% perusahaan yang memberikan informasi keuangan tambahan (catatan atas laporan keuangan, pendapat auditor dan analisis manajemen).
b. Mayoritas perusahaan hanya memberikan duplikasi informasi atau sebagian dari informasi hard copy laporan historis yang diubah dalam bentuk hypertext atau format pdf.
c. Tidak banyak perusahaan yang benar-benar memanfaatkan fitur-fitur Internet secara optimal. Hal ini terbukti, kurang dari 10% dari perusahaan sampel yang menyampaikan informasi mengenai pergerakan saham. Disamping itu, meskipun mayoritas home page menampilkan press release, tetapi kurang dari 35% yang melakukan update atas informasi yang ditampilkan.
d. Mayoritas perusahaan telah menggunakan teknologi yang cukup maju. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan menampilkan informasi (94%), penggunaan aplikasi JAVA untuk mempercantik tampilan, penggunaan hyperlinks dan external links dalam home pagenya. Disamping itu, mayoritas tampilan (interface) dari perusahaan sampel sudah terstruktur dengan baik.

Sumber :
      8.Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 1, No.2, Nopember 1999: 144 – 161