Selasa, 03 April 2012

Batik Bekasi


BATIK BEKASI
Seperti yang kita ketahui  bahwa negara kita negara Indonesia mempunyai berbagai macam dan bentuk nilai-nilai sosial yang beraneka ragam sesuai dengan ciri khas masing-masing daerah. Kadang kita sebagai generasi penerus bangsa seakan terlena dan lupa tentang keberadaan nilai-nilai seni budaya di negara kita dan kadanga tidak memperhatikan hal tersebuut yang menyebabkan nilai budaya kita di klaim oleh negara-negara lain karena kita tidak bisa menjaga dan melestarikannya. Sebaiknya kita sebagai generasi penerus yang seharusnya menjaga warisan nilai-nilai kebudayaan itu.
Batik indonesia memiliki keanekaragaman motif dan corak khas yang menjadi identitas dari tiap daerah. Diamana motif dan corak khas dari tiap-tiap daerah tersebut memiliki keunikan dan nilai unsur budaya masing-masing. Sehingga jarang dietemukan adanya corak maupun motif batik yang sama antar daerah satu dengan daerah yang lainnya, begitupun dengan kota Bekasi. Bekasi memiliki motif dan corak khas yang menggambarkan ciri kultur masyarakat betawi yang ada ada di jawa barat. Batik dengan motif dan corak khas Bekasi ini dinamakan “TARAWANG”, keberadaan batik tarawang ini beradasarkan pada sejarah batik yang tercatat pada masa kolonial. Batik bekasi juga pernah di ikutsertakan dalam Pameran Batik Jawa, yang diadakan pada tahun 1892, di Amsterdam,Belanda. Dengan adanya batik ini menjadi identitas budaya bagi masyrakat Bekasi.
Pada sejarah barik indonesia yang pernah tercatat pada masa kolonial. Batik yang diberi nama “Tarawang”  pada tahun 1892 pernah diikutsertakan pada pameran batik jawa di amsterdam yang di bekasi diselengarakan oleh seniman pelukis Belanda di Amsterdam. Batik dibuat oleh penduduk etnis tionghoa, keluarga Tan-Tjeng_kwat. Pada tahun 1860 bersama dengan batik lain, batik tarawang (batik Tarum) telah di koleksi oleh Ny Vincen Hegen istri pelukis Raden Saleh. Pada Tahun 1931 seorang belanda ir PAL mooyen yang tinggal dibandung, pernah memimpin suatu pameran hindia belanda dan megoleksi batik karawang atau tarum. Koleksi batiknya berupa kain alas meja peribadatan yang dipakai agama Budha yang disebut Tok-Wi. Batik koleksi Mooyen inilah menjadi dasar pengembangan lanjut untuk produksi.
Sumber : Seminar Batik Bekasi (BEMFE UG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar