Minggu, 07 Oktober 2012

Contoh Etika di Masyarakat


Contoh Kasus Etika di Masyarakat
Bekasi [SuaraBekasiRaya] - Kasus laporan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan Walikota Bekasi Rahmat Effendi terhadap Pemimpin Redaksi Bekasi Ekspres News Nico Godjang. tinggal menunggu persetujuan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu berdasarkan SP2HP No.B/669/X/2012/Resta Bks tertanggal 2 Oktober 2012 yang dikirim Polres Kabupaten Bekasi yang diteken Kasatreskrim Kompol Dedy Murti Haryadi.

Saat ini sudah 10 saksi yang dimintai keterangan terkait gertakan dan ancaman terhadap Nico yang dilakukan. Ketua DPD Golkar Kota Bekasi Rahmat Effendi yang saat ini kembali mencalonkan diri sebagai Walikota berpasangan dengan Syaikhu (PKS). Dengan laporan polisi LP/409/K/IV/2012/SPK/Resta Bks, tanggal 25 April 2012, Walikota Bekasi Rahmat Effendi menjadi tersangka dalam kasus perbuatan tidak menyenangkan (pasal 335).

Peristiwa itu terjadi pada Selasa 24 April 2012 di Resto Cafe Warna Warni Jalan. Inspeksi Kalimalang, Kp Pekopen, Desa Tambun, Kec Tambun Selatan, Kab Bekasi. Ketika itu Nico (Pemimpin Redaksi Bekasi Ekspres News) diundang Narlisman, Kabid UKM Disperindagkop Kota Bekasi untuk menjelaskan program UMKM Bekasi Ekspres untuk para pelaku UKM yang hadir dalam acara silaturahmi itu.

“Saat saya datang, Walikota belum ada. Jam 12.30 Walikota baru datang. Saat itu, beliau ditemani Amit Riyadi (Kadis Perindagkop) dan Reny (Kep BPPT) di atas podium sambil makan siang. Saat sedang makan itu, Narlisman menjemput saya yang saat itu duduk di belakang,” ujar Nico

“Kata Narlisman: Bang sebelum acara mulai ada baiknya abang ke depan sambil ngobrol dengan pak wali. Saya pun ditemani Narlisman menghampiri Walikota di depan. Saat menyodorkan tangan sambil saya katakan met siang pak, tanpa saya sangka, Walikota langsung membanting botol aqua (kaca) sambil membentak saya. Air itu muncrat ke wajah dan baju Narlisman,” tambahnya.

Menurut Nico, karena saat itu acara resmi Pemkot Bekasi dan dihadiri ratusan pelaku UKM, dirinya pun berusaha menenangkan Pepen, sapaan akrab Walikota.

“Saya sudah berusaha menenangkan, dan Pak Amit dan Bu Reny juga tau itu, karena keduanya pas disamping Walikota. Tapi saya malah digertak lagi. Intinya Walikota marah karena selama ini media Bekasi Ekspres News selalu mengkritisi kebijakan Pemkot Bekasi. Saya melaporkan kejadian ini ke polisi karena saya merasa terancam secara psikologis, dan dipermalukan didepan publik. Saya melapor karena ini sangat berbahaya bagi kelangsungan kontrol media tehadap pemerintah. Ini bisa mempengaruhi psikologis pekerja media (wartawan). Secara psikologis, wartawan akan ketakutan ketika ingin mewawancara walikota. Mereka takut dimarahi. Dan ini terjadi pada wartawan kami. Katanya kalau mau wawancara belum apa-apa sudah di-just memfitnah. Padahal, konfirmasi saja belum. Sebagai pejabat publik harusnya siap dikritik, bukan marah dengan banting botol pada wartawan,” beber Nico.
Sumber : http://www.bekasi.suarajabar.com/index.php?option=com_content&id=395&Itemid=67

Menurut pendapat saya seharusnya pak walikota bisa menahan diri karena pak walikota adalah pemimpin warga kota bekasi dan menjadi panutan bagi warga kota bekasi dan acara tersebut juga dihadiri oleh banyak orang  dan juga perbuatannya tidak baik untuk ditiru, sebaiknya bapak walikota bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin dan secara kekeluargaan tidak dengan cara seperti ini dan harus siap dikritik jika kinerjanya kurang baik bukan mengintimidasi pihak surat kabar yang mengkritik kinerja pemkot bekasi, karena kritik itu penting untuk membuat Kota Bekasi menjadi lebih baik dan berkaitan dengan kehidupan rakyat kota bekasi bukan hanya segelintir orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar