Kamis, 18 Maret 2010

Makalah sospol(masalah sosial sebagai hambatan peningkatan kesejahteraan(kasus penyalahgunaan obat)dan upaya pemecahanya

MASALAH SOSIAL SEBAGAI HAMBATAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN(KASUS PENYALAHGUNAAN OBAT)
Dan UPAYA PEMECAHANYA








NAMA: REINHARD ARNOLD P.S
KELAS: 1EB18
NPM : 21209767


Mata Kuliah : Sosiologi dan Politik
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Masalah Sosial Sebagai Hambatan Peningkatan Kesejahteraan(Kasus Penyalahgunaan Obat)dan Upaya Pemecahannya
Kelas : 1 EB 18

Dateline Tugas : 20 Maret 2010
Tanggal Penyerahan Tugas : 20 Maret 2010



PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.


Penyusun



NPM
Nama Lengkap
Tanda Tangan

21209767
Reinhard Arnold



Program Sarjana Akuntansi

UNIVERSITAS GUNADARMA

Tahun 2010

Kata Pengantar

Puji Dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Dan karunia yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang masalah sosial sebagai hambatan peningkatan kesejahteraan(kasus penyalahgunaan obat)Dan upaya pemecahannya. Makalah ini berisi tentang bagaimana kasus kemiskinan Dan upaya pemecahannya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Burhan, selaku dosen pembimbing Sosiologi Dan Politik yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat makalah tentang Kasus Penyalahgunaan obat dan Upaya Pemecahannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan para dosen.
Demikian makalah ini dibuat,atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Bekasi,19 Maret 2010


Penyusun








Daftar isi

Halaman Judul
Surat Pernyataan ………………………………………………………………... i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………ii Daftar isi …………………………………………………………………………. iii
Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………………1 Bab 2 Pembahasan ……………………………………………………………2
A.Intensitas Dan Kompleksitas Masalah ……………………………… 2-4 B.Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 5-6
C.Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat …………………………7 c1.Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif…………………...7
c2.Pemanfaatan Modal Sosial …………………………………………7 c3.Pemanfaatan Institusi Sosial………………………………………..7
a.Organisasi Masyarakat……………………………………………8 b.Organisasi Swasta………………………………………………...8
c.Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial………………...8 d.Kerjasama Dan Jaringan…………………………………………..8
D.Upaya Penanganan Masalah……………………………………….9
Bab 3 Kesimpulan……………………………………………………………10
Referensi………………………………………………………………………..11
Penutup…………………………………………………………………………12



Pendahuluan

Dalam hal ini bentuk masalah sosial yang tampil dapat berupa masalah pada level individu tetapi juga level masyarakat.dalam pembahasan ini dibicarakan sebuah masalah sosial berupa penyalahgunaan obat seperti narkotika,alkohol beserta implikasinya seperti mabuk,teler Dan kecanduan.
Jenis masalah sosial ini dapat dilihat sebagai hambatan usaha untuk mewujudkan masyarakat sejahtera,termasuk sumber daya yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah sumber daya manusia.Sehubungan dengan hal itu,sebagai bagian dari sumber daya manusia,warga masyarakat penyandang masalah penyalahgunaan kecanduan obat tidak dapat diharapkan tampil dalam kapasitas maksimal.Pendekatan untuk peninkatan taraf hidup masyarakat,faktor manusia tidak semata-mata diperlakukan sebagai objek atau aktor aktif yang menentukan keseluruhan proses.Keberhasilan proses peningkatan taraf hidup akan sangat ditentukan oleh partisipasi yang nyata Dan aktif seluruh warga masyarakat dalam keseluruhan tahap dari proses tersebut.











A. Intensitas Dan Kompleksitas Masalah

Pada mulanya alkohol atau minum minuman beralkohol lebih berkaitan dengan dengan fisik.dalam kedudukan seperti itu,maka efek yang timbul juga terjadi pada segi fisik Dan dalam batas-batas kewajaran tidak menimbulkan dampak negatif.Bentuk Dan fungsinya kmudian tidak sekedar sebagai sarana relaksasi terhadap kelelahan,tekanan batin,rasa apatis,perasaan terisolasi,akan tetapi juga berfungsi sebagai sarana ritual dalam rangka mengembangkan simbol solidaritas serta sebagai sarana untuk jembatan Dan pengakraban pergaulan.
Hal yang kurang lebih sama sebetulnya juga berlaku untuk bahan-bahan kimia lain yang berada dalam kelompok obat-obatan(drug),termasuk di dalamnya bahan jenis narkotika,bahkan yang berasal langsung dari tumbuh-tumbuhan seperti ganja.Drug adalah sebangsa bahan kimia yang dapat memengaruhi Dan membawa efek pada fungsi dari struktur organisme tubuh.Seperti yang sudah disinggung sebelumnya,jenis-jenis drug ini tadinya untuk kesenangan Dan obat.Dalam banyak hal,penggunaanya memang berkaitan dengan kultur masyarakat disamping perkembangan sosial ekonominya.Permasalahan ini berakibat pada kebiasaan mabuk Dan teler yang dalam jangka panjang bersifat merugikan secara fisik.psikologis,maupun sosial.Dalam proses lebih lanjut kebiasaan tersebut tidak saja mengakibatkan seseorang menjadi mabuk Dan teler tetapi juga mengakibatkan kecanduan.Kecanduan adalah proses seperti yang sudah diuraikan sebelumnya,yaitu penyalahgunaan Dan pemakaian berlebihan yang kemudian berakibat seseorang menjadi tidak berdaya,dalam pengertian kondisi tersebut akan bersifat mengendalikan orang yang bersangkutan,membuatnya berbuat Dan berpikir secara tidak konsisten.
Dampak lebih lanjut dari gejala kecanduan ini adalah seseorang akan berkurang;kontaknya dengan diri sendiri,dengan orang lain Dan dengan dunia sekitar.Menurut Sheaf,sebetulnya gejala kecanduan ini tidak hanya berupa kecanduan terhadap obat,tetapi juga kecanduan terhadap aktivitas tertentu.Ia membedakan menjadi kecanduan substansi Dan kecanduan proses.Keduanya berproses dengan cara yang sama.Kecanduan substansi adalah kecanduan pada substansi tertentu yang biasanya merupakan produk artifisial yang dimasukan ke dalam tubuh dengan sengaja,sedangkan kecanduan proses terjadi apabila seseorang menjadi terkait Dan sulit menghindar dari suatu proses yang merupakan rangkaian spesifik dari aksi Dan reaksi.
Dengan mengambil kasus mariyuana,konsepsi itu berkembang sejalan dengan meningkatnya pengalaman pengguaan obat-obat bius.Melalui suatu penelitian khususnya bagi pemakai mariyuana untuk kenikmatan diketahui bahwa pada tingkat awal seseorang tidak langsung dapat merasakan kenikmatan tersebut.Untuk menuju kesana dibutuhkan proses yang harus melalui beberapa tahap,tahap-tahap yang dimaksud:mempelajari teknik,belajar memahami efeknya Dan belajar menikmati efek yang timbul.
Tahap mempelajari teknik maksudnya adalah bahwa seseorang pemula pada umumya belum merasakan kenikmatan yang tinggi.Hal ini dapat disebabkan karena cara menghisapnya tidak benar atau dosisnya terlalu rendah.Dengan demikian seorang pemula harus mempelajari teknik lebih dahulu sehingga cara yang dipakai benar,sebagai prasyarat untuk memperoleh kenikmatan.Walaupun tekniknya sudah benar juga belum menjamin adanya kenikmatan.Untuk itu harus melalui tahap mempelajari efeknya.Melalui tahap ini bagi yang bersangkutan akan menimbulkan bahwa mariyuana merupakan obyek yang dapat menimbulkan kenikmatan.Dengan demikian agar timbul konsepsi pada diri yang bersangkutan perlu syarat adanya gejala Dan pengakuan terhadap gejala tersebut.Pemakai mariyuana cenderung akan terus menggunakannya apabila ia telah mampu melalui tahap ketiga yaitu belajar menikmati efek yang timbul,agar sensasi yang ditimbulkan dapat dirasakan sebagai kenikmatan,serta butuh pengalaman.
Dilihat dari intensitas penggunaanya seseorang berproses menjadi pecandu biasanya melalui tahap pemula,okasional Dan rutin.Tahap pemula merupakan tahap seseorang untuk pertama kali melakukannya,tahap kedua sifatnya belum rutin tergantung pada kesempatan untuk memperoleh Dan melakukannya,sedang tahap ketiga bersangkutan dengan sudah kecanduan,karena sudah dianggap sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi,walaupun barangkali harus memperoleh barangnya dengan cara yang sulit Dan melalui cara yang melanggar hukum.























B.Latar Belakang Masalah

Perilaku penyalahgunaan obat Dan kecanduan obat memang merupakan deviasi pada level individu,walaupun demikian,sumber permasalahannya dapat berasal dari faktor individual maupun dari masyarakat atau sistem,seperti yang dikemukakan oleh Eitzen,ada 5 variasi perilaku individu yang menyimpang dilihat dari sumber masalahnya:
1. terjadi pelanggaran norma Dan nilai sosial oleh individu
2. persepsi individu yang didasarkan pada proses sosialisasi
3. masayarakat yang memberikan label seorang devian
4. peranan dari kekuatan dominan dalam proses kehidupan masyarakat
5. struktur masyarakat sendiri yang menyebabkan seorang warganya melakukan deviasi
Dalam pembahasan ini tentang latar belakang masalah penyalahgunaan obat ini,akan lebih banyak melihat persoalan dalam sosialisasi individu,ada 3 hal yang dapat digunakan untuk menjelaskan masalah dari faktor sosialisasi ini.
Yang pertama adalah urbanisme,yaitu suatu penjelasan yang berangkat dari argumen karakteristik Dan kehidupan kota.Apabila karakteristik kota Dan gaya hidup seperti ini terinternalisasi melalui proses sosialisasi,maka akan lebih mudah mendorong seseorang melakukan penyimpangan termasuk penyalahgunaan obat Dan kecanduan obat.
Yang kedua,melalui proses transmisi kultural.Melalui proses ini dapat dijelaskan mengapa seseorang menjadi jahat sedangkan orang lain tidak.Seseorang belajar untuk menjadi kriminal,begitu juga menjadi pemakai obat Dan pecandu obat melalui proses interaksi.Apabila lingkungan asosiasi yang paling dekat bersifat devian,maka kuat kecenderungan terjadi proses belajar tentang teknik Dan nilai devian,sehingga lebih memungkinkan terjadi tindak Dan perilaku kriminal.
Yang ketiga,penjelasan ini melalui realita perbedaan subkultur.Dalam hal ini penggunaan obat merupakan suatu kebiasaan yang terintegrasi ke dalam subkultur tertentu.Dengan demikian berarti kebiasaan tersebut akan mewarnai pengalaman,gaya hidup Dan cara hidup masyarakatnya,walaupun menurut ukuran subkultur lain atau pandangan masyarakat umum dianggap sebagai penimpangan.Oleh sebab itulah menjadi wajar apabila pola tersebut terinternalisasi oleh anggota masyarakatnya melalui proses sosialisasi.
Dari uraian tentang ketiga sumber masalah melalui proses sosialisasi tersebut,akan tampak bahwa walaupun sama-sama merupakan faktor dari individu perbedaanya dengan pandangan biologis Dan psikologis adalah bahwa teori sosialisasi lebih menitikberatkan pada kekuatan faktor eksternal yang mendorong individu berperilaku devian.
Sumber masalah pada level masyarakat atau level sistem Dan struktur juga dapat di jelasakan dalam berbagai variasi.Salah satu diantaranya adalah penjelasan dengan menggunakan perspektif labeling.Menurut pandangan ini,masyarakatlah yang membuat pemakai obat sebagai devian.Hal ini disebabkan karena pemakaian obat sebagaimana bentuk perilaku yang lain yang bersifat netral.Bahwa pemakaian jenis obat tertentu dikatakan sebagai devian apalagi kriminal,oleh karena itu diberikan label oleh masyarakat.Sebagai akibatnya,maka orang yang diberi label devian cenderung menjadi terpaku atau terpaksa terpaku pada pola perilaku devian.Dengan perkataan lain label yang diberikan masyarakat dapat mendorong pecandu obat menyadari pemakaian obat-obatan Dan melihat label sebagai identitas dirinya.
Dalam sistem yang disorganize misalnya banyak aturan yang secara formal masih berlaku tetapi dalam realitanya sudah kurang cocok Dan kurang relevan dengan keadaan yang sudah berubah.Sebagai akibatnya terjadi gejala formalisme yang berdampak pada lemahnya fungsi kontrol Dan pengendali termasuk pada berbagai bentuk penyimpangan perilaku.

C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat

Mendefinisikan Dan mengindetifikasi masalah relatif lebih mudah.Langkah ini lebih banyak bersifat menyatakan kepada khalayak akan adanya masalah sosial yang perlu pemecahannya,walaupun demikian langkah ini tetap memegang peranan penting dalam proses pemahaman Dan penanganan masalah sosial.

C1. Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif

Dalam hal ini apabila lingkungan asosiasi yang paling dekat bersifat devian,maka akan mempunyai potensi besar bagi kecenderungan perilaku devian.Maka penanganannya juga melalui interaksi dalam kelompok,melalui kelompok ini disosialisasikan gaya hidup yang tidak menyukai minum alkohol apalagi sampai mabuk Dan kecanduan.Melalui asimilasi ke dalam kelompok yang kondusif terhadap perilaku yang mematuhi hukum Dan sebaliknya dijauhkan dari kelompok yang dapat mendorong tindak Dan perilaku menyimpang.

C2. Pemanfaatan Modal Sosial

- Mendirikan tempat rehabilitasi
- Modal fisik
- Memberikan pengajaran kepada para pengajar/pengawas di tempat-tempat rehabilitasi





C3. Pemanfaatan Institusi Sosial

- Bekerja sama dengan organisasi-organisasi yang memberantas penyalahgunaan
obat
- Menggalakan motto “Say No to Drugs”
- Ikut terlibat dalam organisasi-organisasi yang memberantas narkoba

a. Organisasi Masyarakat
• Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM)
• Institusi Masyarakat Lokal
• Memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang penyalahgunaan obat
b. Organisasi Swasta
• Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan agar dapat mendirikan tempat rehabilitasi
• Kerjasama antar organisasi sosial

c. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial
• Bekerjasama dengan media massa
• Mensosialisasakan gaya hidup yang tidak menyukai minum alkohol apalagi sampai mabuk Dan kecanduan
• Melalui substitusi minuman lain yang dianggap lebih aman tetapi ekuivalen dengan jenis yang di larang
d. Kerjasama Dan Jaringan
• Bekerjasama dengan organisasi-organisasi sosial baik di dalam negeri maupun luar negeri
• Anggota pecandu obat didorong untuk bekerjasama dengan anggota bukan pecandu obat agar menyadarkan pecandu obat lain
D. Upaya Penanganan Masalah

Melalui Rehabilitasi Kelompok:
• Admission,maksudnya tidak setiap pecandu obat secara otomatis diterima dalam kelompok,pecandu obat harus bersedia menerima Dan menaati norma kelompok
• Indoctrination,bahwa rehabilitasi berarti memengaruhi anggota untuk mengadopsi nilai Dan sikap tertentu,yaitu sikap anti penyalahgunaan obat
• Group Cohesion,melalui kelompok yang kohesif dimungkinkan hubungan saling memengaruhi dalam hal ketaatan norma kelompk.
• Status Ascription,baik anggota kelompok yang merupakan pecandu obat maupun yang bukan,meraih status dalam kelompok berdasarkan tingkat penampilannya anti penyalahgunaan obat
• Synanon,dalam kelompok ini anggotanya pecandu obat didorong untuk bekerjasama dengan anggota bukan pecandu obat guna menyadarkan anggota pecandu obat.

















Kesimpulan

Proses pembanguna masyarakat di tuntut lebih jeli dalam melakukan identifikasi kebutuhan,bukan sebatas kebutuhan di atas permukaan,melainkan juga kebutuhan yang sering tidak dinyatakan tetapi justru merupakan kebutuhan esensial lapisan masyarakat tertentu.Paling tidak ada beberapa konsep kebutuhan yang perlu dikenali seperti kebutuhan normatif, kebutuhan yang dirasakan, kebutuhan yang dinyatakan, kebutuhan komparatif.Dengan pemahaman berbagai dimensi kebutuhan tersebut akan dapat ditangkap Dan di identifikasi kebutuhan yang lebih mendekati aspirasi masyarakat yang sesungguhnya.
Penanganan masalah penyalahgunaan Dan kecanduan obat ini dalam perspektif pembangunan masyarakat dapat didudukan sebagai bagian dari pembinaan sumber daya.Dengan berkurangnya masalah ini maka akan dapat mengurangi beban pembangunan.Apalagi bahwa dalam perspektif pembangunan masyarakat faktor manusia tidak semata-mata berfungsi sebagai potensi yang dapat digerakkan,akan tetapi lebih bersifat sebagai aktor atau pelaku dalam proses pembangunan itu sendiri

















Daftar Pustaka


www google.com,search engine

Sri,Wahyuni Niniek,2004.Manusia Dan Masyarakat.Jakarta:Ganeca Exact.





































KATA PENUTUP

Demikianlah makalah dari saya tentang masalah sosial sebagai hambatan peningkatan kesejahteraan(kasus penyalahgunaan obat)Dan upaya pemecahannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman Dan dosen.
Saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat yang tidak disengaja dalam pembuatan makalah ini.

Kritik dan saran sangat saya harapkan dari semua pihak. Atas perhatian dari semua pihak, saya mengucapkan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar